JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa terduga simpatisan dan penyebar ideologi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang menyusup ke beberapa masjid di Jakarta telah dikenali oleh Polri.
Menurut Pramono, sejumlah orang yang tampak dalam video itu sudah ditandai, karena dikhawatirkan akan melakukan aksi radikalisme saat Natal 2015 atau malam pergantian tahun lalu.
"Tentunya karena wajah, nama dan juga orang-orangnya sudah terlihat dan sebenarnya Polri juga sudah mempunyai data itu dari jauh-jauh hari," kata Pramono, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Pramono menilai terduga penyebar ideologi ISIS yang menyusup ke beberapa masjid di Jakarta itu memenuhi unsur tindak pidana terorisme.
Namun demikian, pemerintah tidak bisa menindak langsung karena keterbatasan payung hukum saat ini.
Mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan itu mengungkapkan, pemerintah saat ini akan meningkatkan langkah preventif, khususnya terhadap orang-orang yang diketahui mengajak warga negara Indonesia menjadi simpatisan ISIS.
"Mengajak mereka, dan membimbing ke kesadaran. Menurut saya lebih bersifat pendekatan secara lebih human being itu akan menjadi penting," ucapnya.
Saat ditanya adanya dugaan para penyebar ideologi ISIS itu berkaitan dengan aksi teror yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Januari lalu, Pramono meminta pertanyaan itu disampaikan kepada Polri.
"Nanti polisi yang menerangkan," ujar Pramono.
Penyusupan mereka yang diduga simpatisan ISIS itu kali pertama diungkap media Australia, ABC. (Baca: Media Australia Rekam Kegiatan Propaganda ISIS di Jakarta)
Media tersebut mendapatkan informasi itu setelah salah satu juru kameranya mengikuti ceramah di salah satu masjid di Jakarta.
"Mereka memproklamasikan wilayah itu sebagai Negara Islam karena hukum Tuhan ditegakkan penuh dan tidak ada intimidasi dari negara luar," ujar penceramah bernama Syamsudin Uba tersebut.
"Meskipun orang kafir tidak mengakui negara Islam ini, meskipun PBB tidak mengakuinya, tetapi umat Islam tidak memerlukan pengakuan mereka," lanjut dia.
Rekaman kegiatan ini belakangan diunggah secara online sebagai propaganda ISIS ke YouTube. Polri sudah mendapatkan informasi itu dan menindaklanjutinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.