JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Daerah tingkat I dan II Partai Golkar mengaku sepakat mendukung Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional rekonsiliasi yang akan digelar pada April 2016.
"Kita sebagai tuan rumah dari Dapil beliau bulat akan memberikan dukungan kepada Pak Setya Novanto," kata Wakil Ketua DPD I Golkar Nixon Mesakh saat dihubungi, Kamis (18/2/2016).
Nixxon mengatakan, dukungan pengurus DPD I dan II Golkar wilayah NTT disampaikan langsung kepada Novanto saat berkunjung ke NTT pada Kamis (18/2/2016). (baca: Novanto Minta Anggota Fraksi Golkar Jangan Sibuk Kampanye)
Setidaknya, kata dia, ada 23 suara di NTT yang siap mengantar Novanto menuju kursi Golkar 1. Namun, DPD NTT mengajukan satu syarat untuk mantan Ketua DPR RI itu.
"Kita menghendaki Pak Novanto melepaskan jabatan sebagai Ketua Fraksi Golkar jika terpilih menjadi ketua umum. Pak Novanto pun menyanggupi permintaan kami," ujarnya.
Nixon mengatakan, syarat itu diajukan agar Novanto fokus mengurus Golkar dan mengembalikan citra partai yang sebelumnya sempat terpuruk akibat konflik internal yang berkepanjangan. (baca: Ketika Setya Novanto Ingin Jadi Ketua Umum Golkar...)
Novanto saat ini terseret dalam kasus dugaan permufakatan jahat terkait permintaan saham Freeport Indonesia.
Kasus itu tengah diusut oleh Kejaksaan Agung. (baca: Setya Novanto Ragu-ragu Saat Ditanya Penyelidik soal Saham Freeport)
Selain Novanto, sejumlah elite Golkar lain yang sudah menyatakan diri maju sebagai ketum Golkar diantaranya adalah Ade Komarudin, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham, Mahyudin, Roem Kono, Priyo Budi Santoso, dan Syahrul Yasin Limpo, dan Airlangga Hartarto.
Munas Golkar akan digelar di bawah kepengurusan DPP hasil Munas Riau demi persatuan antara kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono yang selama satu tahun lebih berkonflik.
(baca: Ridwan Bae: Novanto Tersangka Pun Masih Punya Hak Jadi Calon Ketum Golkar)
Baik Aburizal dan Agung sudah sepakat untuk tidak maju lagi dalam kontestasi Munas tersebut. Panitia Munas rencananya akan dibentuk akhir Februari 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.