"Di Amerika, bandar narkoba sudah menggunakan kapal selam, intinya adalah kreativitas. Maka, dengan pendekatan yang biasa saja, kita akan berada dua, tiga langkah di belakang para bandar narkoba," ujar Akbar.
Menurut Akbar, BNN memerlukan peningkatan sumber daya manusia dengan tingkat kompetensi yang lebih tinggi. Persaingan dengan bandar-bandar narkotika tidak dapat diselesaikan hanya dengan penindakan biasa, namun menggunakan strategi khusus yang tidak terduga para bandar narkotika.
Anggota Komisi III dari Fraksi PDI-P Dwi Ria Latifa mengatakan, ada beberapa modus baru yang digunakan para bandar narkoba di Kepulauan Riau.
Salah satu di antaranya, para bandar mengirimkan paket narkotika dengan membungkusnya di dalam kantung plastik hitam. Bungkusan tersebut kemudian di buang di tengah laut, oleh si pengirim dengan menggunakan kapal.
Kemudian, penerima paket akan menggunakan perahu tradisional untuk mengambil bungkusan paket tersebut di tengah laut.
Menurut dia, para bandar narkotika masih menggunakan pelabuhan-pelabuhan kecil yang tidak terdapat penjagaan polisi sebagai akses distribusi narkotika.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BNN Komjen (Pol) Budi Waseso berjanji akan meningkatkan kreatifitas penyidik dalam membongkar modus peredaran narkotika.
Menurut dia, menempatkan hewan buas seperti buaya di lembaga pemasyarakatan merupakan salah satu terobosan dalam mencegah narapidana melarikan diri.
"Untuk bandar, penanganan memang tidak bisa secara normal. Kita pun harus berpikir tidak normal, kita butuh terobosan dan inovasi, karena mereka selalu punya ide," kata Buwas, panggilan Budi Waseso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.