Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK Ungkap Dana untuk Teror di Indonesia Masuk ke Sebuah Yayasan

Kompas.com - 18/01/2016, 15:51 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf membenarkan adanya aliran dana dari luar negeri untuk membiayai aksi teror di Indonesia.

Uang itu masuk ke Indonesia melalui transfer. Yusuf mengatakan, ada seseorang yang menetap di negara tetangga pada wilayah selatan dan mengirimkan sejumlah dana ke Indonesia.

Dana tersebut berasal dari beberapa negara lain dan salah satunya negara di kawasan Timur Tengah.

Penerima uang di negara tetangga wilayah selatan itu mengirimkan uangnya ke rekening pribadi di Indonesia, termasuk rekening istrinya. Kemudian, uang dialirkan kepada sebuah yayasan.

Dari yayasan tersebut, dana itu kemudian diberikan kepada orang yang ingin berangkat ke daerah konflik dan seseorang berinisial H.

Oleh H, dana itu dialirkan untuk pemasok senjata dari Filipina.

"Di antara uang itu, ada yang dikirim ke yayasan. Nah, konteks yayasan itu kita enggak clear, apakah sedekah atau bantuan," kata Yusuf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/1/2016).

Menurut Yusuf, transaksi keuangan itu berlangsung sejak Juni 2015. Temuan PPATK sesuai dengan informasi yang disampaikan Menko Polhukam.

Informasi itu khususnya mengenai pasokan senjata untuk para terduga teroris di Indonesia yang berasal dari Filipina.

Yusuf melanjutkan, uang untuk orang yang ingin berangkat ke daerah konflik jumlahnya kisaran Rp 10 juta.

Uang ini diduga hanya dimanfaatkan untuk menutup keperluan selama perjalanan menuju daerah konflik di Indonesia.

"Tetapi, kalau pada inisial H itu puluhan juta juga, konteksnya untuk beli senjata," ucap Yusuf.

Ia mengungkapkan, PPTAK sulit melacak aliran dana tersebut lebih merinci karena sebagian besar digunakan untuk transaksi tunai.

Yusuf menyarankan ada regulasi pengawasan penggunaan uang tunai, pembatasan transaksi tunai, dan pengetatan oleh pemberi jasa keuangan-pengiriman.

"Cash itu susah mengawasinya, salah satu cara dengan memperketat KYC (know your costumer). Dengan begitu, kita bisa mencegah sejak dini (jika) digunakan uang untuk yang tidak resmi," tutur Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com