Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Akui Aparat Lengah Antisipasi Kelompok Teror Bom Sarinah

Kompas.com - 14/01/2016, 16:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, kelompok teror yang beraksi di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta, sengaja melakukan aksinya pada saat aparat keamanan lengah.

Padahal, informasi soal adanya aksi teror ini sudah didapat aparat sejak 2-3 bulan lalu. Titik kerawanan ada di sekitar Hotel Indonesia dan Senayan.

"Ya, kalau pelaku itu kan melihat, kalau dia lihat aparatnya siap, ya tidak (beraksi), tapi kalau tidak siap, dia melakukan itu," ujar Ryamizard di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2016).

Dia menjelaskan, kawasan HI dan Senayan sudah sejak lama menjadi target teror. Sejak itu, pengamanan dilakukan.

Namun, Ryamizard berkilah pengetatan keamanan itu tidak dilakukan setiap hari sehingga saat aparat lengah, kelompok teror ini beraksi. (Baca: Ketua BNPT Sebut Teroris Bom Sarinah Mencari Titik Lemah untuk "Konser")

Menurut Ryamizard, aparat keamanan tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Menurut dia, antisipasi dari kepolisian sudah cukup baik sehingga jumlah korban bisa diminimalkan.

"Memang kita prihatinlah, tapi harus apresiasi juga untuk polisi karena dicegat sana. Kalau tidak dicegat sana, kan meledak di dalam," ucap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.

Serentetan ledakan terjadi di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis sekitar pukul 10.40.

Polda Metro Jaya merilis ada 17 orang tewas dan terluka dari peristiwa peledakan yang disusul dengan penembakan itu.

Sebanyak lima orang di antaranya adalah pelaku teror. Tiga orang pelaku tewas karena bom bunuh diri. Sisanya, pelaku tewas ditembak oleh aparat keamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Nasional
PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

Nasional
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Nasional
Pertahanan Udara WWF ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Pertahanan Udara WWF ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Nasional
Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, termasuk Umrah, Bayar Kiai dan “Service Mercy”

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, termasuk Umrah, Bayar Kiai dan “Service Mercy”

Nasional
Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com