Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Masih Andalkan Impor Pangan pada 2016

Kompas.com - 27/12/2015, 15:03 WIB
Ihsanuddin

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah masih akan mengandalkan impor pangan pada tahun 2016 mendatang.

Kebijakan impor ini dilakukan guna mengantisipasi kelangkaan pangan yang akan berakibat pada bergejolaknya harga.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pemerintah masih mempunyai peluang untuk melakukan impor pangan karena mendapatkan surplus 7-9 miliar Dolar Amerika Serikat selama tahun 2015.

"Karena surplus, masih banyak peluang impor pangan untuk meredam harga pangan. Lain kalau kita defisit," kata Thomas di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (27/12/2015).

Salah satu yang akan diimpor adalah daging sapi dengan kuota tahunan sebesar 700.000 sampai 800.000 ekor per tahun. Gula mentah juga akan didatangkan dengan jumlah di atas 3 juta ton.

Selain itu, pemerintah juga akan mengimpor beras sebagai antisipasi elnino kedua yang diperkirakan akan terjadi pada Februari 2016.

Thomas menjelaskan, pada September lalu, pemerintah telah menyepakati kebutuhan impor di atas 1,5 juta ton.

Namun hingga akhir Desember 2015 ini, pemerintah baru menggunakan jatah impor sekitar 700 ton. Oleh karena itu, sisanya bisa digunakan pada tahun 2016.

"Saya yakin ada kebutuhan impor lagi, di atas 1,5 juta ton yang sudah disepakati September itu," kata dia.

Menurut Thomas, kebijakan impor ini akan dilakukan sampai Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, yang ditargetkan akan terlaksana pada 2-3 tahun mendatang.

Sambil mengandalkan impor, pemerintah membangun infrastruktur yang memungkinkan swasembada pangan, misalnya pembangunan waduk, sistem irigasi, sistem logistik dan sebagainya.

"Presiden dan wapres sendiri kan sudah menyatakan swasembada pangan itu jangka menengah. Kita bangun infrastruktur, dua sampai tiga tahun dari sekarang baru mulai terasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com