Ia pun mencontohkan pengalamannya. Menurut Mega, ia kerap di-bully media.
"Kenapa bangsa kita jadi tidak mau bergotong royong, tetapi menjatuhkan orang. Saya bilang ke wartawan, kamu itu sering mem-bully saya lo. Coba kamu di-bully, baru kamu tahu rasanya seperti apa," ujar Megawati saat memberikan pidato pada Simposium Kebangsaan di Gedung Nusantara IV DPR, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Oleh karena itu, kata Mega, masyarakat memerlukan revolusi mental seperti yang digagas Presiden Joko Widodo agar bangsa Indonesia tidak mengembangkan semangat untuk saling menjatuhkan.
Mega mengaku pernah bertanya kepada Presiden Joko Widodo mengenai gagasan revolusi mental. Namun, ia ragu bahwa gagasan tersebut bisa diimplementasikan karena kecenderungan masyarakat yang saling menjatuhkan.
Upaya menjatuhkan tersebut, kata Mega, sering dilakukan media. Salah satunya ketika kata-katanya disampaikan secara tidak lengkap di dalam media.
Mega mencontohkan, pernyataannya sering dipersepsikan berbeda oleh media massa.
"Saya guyon sama Presiden dan Wapres, saya bilang, 'Saya ini juga Presiden loh, Pak. Ketum partai, tanggung jawabnya nasional. Ini bukan sombong loh, lihat undang-undang. Jangan nanti di-bully, (lalu) saya dibilang sombong,'" kata Mega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.