Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penyelamatan 39 WNI Korban Perdagangan Manusia di Arab Saudi

Kompas.com - 25/10/2015, 21:24 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 39 warga Negara Indonesia diselamatkan dari perdagangan manusia di Kota Qatif, Provinsi Timur Saudi, Arab Saudi.

Atase Hukum Kedutaan Besar RI Riyadh, Muhibuddin mengatakan, upaya penyelamatan bermula dari telepon yang diterima KBRI Riyadh dari salah satu korban, TAT, asal Indramayu.

"Setelah dengan berbagai cara yang penuh risiko selama empat hari, KBRI berhasil mengeluarkan TAT dari penampungan tersebut dan mengumpulkan bukti-bukti awal," ujar Muhibuddin melalui siaran pers, Minggu (25/10/2015).

TAT akhirnya dikeluarkan dari tempat penampungan pada 7 Oktober 2015. Ia dan perwakilan KBRI Riyadh menyampaikan laporan resmi kepada Kepolisian Qatif.

Mereka juga meyakinkan Badan Investigasi dan Penuntutan Umum (BIPU) untuk melakukan penggeledahan rumah warga negara Arab Saudi atas nama Basma Al-Ghanif pada 10 Oktober. Ia diduga menjadi otak pelaku perdagangan manusia.

"Sehari setelah menerima laporan, BIPU bersama Tim KBRI Riyadh lantas melakukan penggeledahan bersama ke rumah Basma Al-Ghanif," kata Muhibuddin.

Selain puluhan WNI, di lokasi tersebut juga ada seorang warga negara Kenya yang diselamatkan. (Baca 39 WNI Korban Perdagangan Manusia di Arab Saudi Diselamatkan)

KBRI Riyadh melakukan penggeledahan setelah bekerja sama dengan kepolisian Arab Saudi, yang kooperatif sehingga menindaklanjuti laporan dengan cepat.

"Kasus seperti ini banyak terjadi seiring dengan ditutupnya pengiriman TKI PLRT (penata laksana rumah tangga). Dengan dukungan kepolisian Saudi kita akan terus upayakan penanganan kasus-kasus serupa," kata Muhibuddin.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para korban, diketahui bahwa sebagian besar korban diberangkatkan ke Bahrain pada 2013 oleh PT AP, yang berkantor di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Calon korban diiming-imingi janji penghasilan 200 dinar Bahrain atau setara Rp 7 juta per bulan. Namun, setibanya di Bahrain, korban diperdagangkan ke Arab Saudi.

Di Arab Saudi, mereka ditampung di tempat yang tidak layak dan hanya diberi makan satu kali sehari.

Muhibuddin mengatakan, korban dipekerjakan ke rumah-rumah warga negara Arab Saudi dengan bayaran 250 riyal Arab Saudi atau setara Rp 800.000 per hari tanpa hari libur.

"Seluruh uang disetorkan kepada Basma Al-Ghanif dan mereka hanya menerima penghasilan SAR 1.000 riyal Arab Saudi per bulan atau setara Rp 3 juta," kata dia.

Muhibuddin mengatakan, para korban mengaku sudah menghubungi perusahaan yang memberangkatkan mereka. Namun, perusahaan tersebut tidak mau bertanggung jawab dan hanya memberikan nomor telepon staf KBRI di Manama, Bahrain.

Kepolisian Arab Saudi pun menangkap pelaku dan sejumlah orang yang dipandang ikut membantunya.

Para pelaku dituntut dengan pasal perdagangan manusia dengan tuntutan penjara maksimal 15 tahun atau denda sebesar 1 juta Riyal Arab Saudi atau setara dengan Rp 3,5 miliar.

Saat ini 20 WNI telah dipulangkan ke Indonesia dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada hari ini. Adapun 19 orang lain masih dalam proses pemulangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com