Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Usulan Program Bela Negara Versi Pengamat

Kompas.com - 14/10/2015, 17:07 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat pertahanan Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie mendukung rencana Kementerian Pertahanan menggulirkan program bela negara. Menurut Connie, program tersebut dapat menjadi solusi saat Indonesia menerima ancaman pertahanan di tengah terbatasnya jumlah personel TNI.

"Bela negara mutlak diperlukan," kata Connie," saat dihubungi, Rabu (14/10/2015).

Ia menjelaskan, sejak bergulirnya reformasi 1998, masyarakat menuntut TNI bekerja profesional. Akan tetapi, profesionalitas itu selalu terkendala oleh kurangnya jumlah prajurit dan tidak meratanya kekuatan alutsista TNI dalam menjaga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Direktur Eksekutif Institute for Defense and Security Studies itu menuturkan, idealnya seorang prajurit TNI menjaga 77 warga Negara Indonesia. Tapi rasio saat ini seorang prajurit harus menjaga lebih dari 500 WNI. Untuk menjaga wilayah NKRI, kata Connie, TNI juga masih kekurangan personel. Karena idealnya seorang prajurit TNI harus menjaga wilayah NKRI 8 meter persegi tetapi rasio saat ini mengharuskan seorang prajurit TNI menjaga wilayah seluas lebih dari 4 kilometer.

"Berarti harus ada komponen cadangan. Sementara Undang-Undang Keamanan Nasional masih diganggu kepentingan politik, mungkin Kemhan mengambil jalan tengah dengan bela negara ini," ujarnya.

Untuk pelaksanaannya, Connie mengusulkan agar Kemhan membagi program bela negara menjadi dua kategori. Kategori pertama diwajibkan untuk anak usia sekolah dan kategori kedua untuk usia lanjutan yang mengikuti program karena inisiatif pribadi.

Konsep pelatihan bela negara untuk anak usia sekolah dibatasi paling lama tiga hari dan fokus pada pengembangan wawasan kebangsaan, pemahaman Pancasila, nasionalisme, dan lainnya. Nantinya setiap peserta usia sekolah akan mendapatkan sertifikat bela negara untuk digunakan sebagai syarat saat melanjutkan pendidikan.

Sedangkan latihan militer hanya diberikan untuk peserta bela negara kategori kedua. Untuk kategori ini, Connie menilai pelatihan militer menjadi lumrah karena peserta mengikutinya atas keinginan pribadi.

"Karena kategori ini menjadi hobi, jadi tidak masalah ada latihan militer," ungkapnya.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, Kementerian Pertahanan akan membentuk 4.500 kader pembina bela negara pada tahun 2015 di 45 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Pembentukan kader pembina bela negara akan direalisasikan secara serentak melalui pendidikan dan pelatihan yang mulai dibuka pada 19 Oktober 2015 dengan melibatkan seluruh kementerian/lembaga.

Ryamizard menuturkan, program tersebut diharapkan dapat diselenggarakan oleh pemerintah daerah di tahun-tahun selanjutnya dengan menggandeng TNI/Polri. Program pembentukan kader pembina bela negara ini memiliki tujuan dan sasaran mewujudkan 100 juta kader bela negara sampai 10 tahun mendatang.

Ryamizard menegaskan bahwa pembentukan kader pembina bela negara bukan wajib militer. Ia menilai program ini merupakan hak dan kewajiban warga negara dalam persiapan membela negara saat mendapatkan ancaman.

"Kader yang dibentuk untuk mewujudkan Indonesia yang kuat di tengah kompleksitas berbagai bentuk ancaman nyata," kata Ryamizard, seperti dikutip dari www.dephan.go.id.

Menhan menjelaskan bahwa bela negara tidak sebatas mengangkat senjata, namun dapat diwujudkan kepada bentuk disiplin pribadi, kelompok dan disiplin nasional. Selain itu, bela negara juga diharapkan meningkatkan motivasi untuk bekerja, menggalang solidaritas menghadapi bencana, meningkatkan kualitas kebersamaan dan mengurangi potensi konflik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com