Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un dan Tiga Tokoh Dunia Dianugerahi The Star of Soekarno

Kompas.com - 27/09/2015, 23:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat tokoh dunia menerima penghargaan The Star Of Soekarno karena dinilai berjasa dalam bidang keadilan, kemerdekaan dan kemanusiaan.

Mereka adalah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mantan perdana menteri Malaysia Tun Mahathir Bin Mohammad, mantan presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz, dan mantan presiden Venezuela Hugo Rafael Chavez.

"Terima kasih atas kesediaan Anda menerima The Star Of Soekarno. Penganugerahan ini diharapkan memperkuat persahabatan dan persatuan dunia," kata Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, di Jakarta, Minggu (27/9/2015).

Rachmawati mengatakan, penghargaan yang pertama kali dianugerahkan pada 2001 itu diberikan tidak hanya untuk menghargai kontribusi Soekarno pada Indonesia tetapi juga pada dunia.

Tun Mahathir bin Mohammad yang mewakili para penerima anugerah menyampaikan apresiasinya. Dia bercerita, sejak kecil telah mengikuti kiprah Soekarno.

"Jasa Soekarno tak boleh dilupakan. Ia memiliki kharisma dan mampu berpidato di depan ribuan orang serta menularkan semangatnya," kata dia.

Penghargaan diberikan langsung kepada Mahathir. Sementara penghargaan Fidel Castro diwakilkan pada Duta Besar Kuba Nirsia Castro Guevara. Untuk Hugo Chaves diwakilkan pada perwakilan Kedutaan Besar Venezuela Darwin Tovar. Adapun untuk Kim Jong Un diwakilkan oleh Ri Hyong Ju.

Kontroversi Kim Jong Un

Kontroversi penganugerahan terhadap Kim Jong Un memang mengemuka beberapa waktu lalu. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam pemberian penghargaan itu. (Baca: Kontras Kecam Pemberian Soekarno Award untuk Kim Jong Un)

Haris menilai, pelanggaran HAM berat yang diduga kuat dilakukan oleh Pemerintah Korea Utara berdasarkan laporan dari Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Korea Utara seharusnya menjadi indikator penting dalam menentukan pemberian gelar dalam bentuk apapun. Ini termasuk pemberian gelar yang akan dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Soekarno.

Namun, Rachmawati menganggap Kim Jong Un bukanlah seorang diktator. Putri Soekarno itu menganggap, Kim Jong Un selama ini banyak diberitakan sebagai diktator karena ulah negara-negara Barat. (Baca: Rachmawati Anggap Kim Jong Un Bukan Diktator)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com