"Syukur-syukur kalau anggota tim investigasi melibatkan negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam) yang warganya menjadi korban atau juga melibatkan pihak independen lain," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Jumat (25/9/2015).
Hidayat mengatakan, hingga kini penyebab terjadinya peristiwa yang membuat 717 orang jamaah haji tewas dan 863 luka-luka itu masih simpang siur. Sejumlah pihak mengatakan penyebab kejadian itu terjadi akibat desak-desakan karena adanya jamaah yang berbalik arah. Pihak lain juga menyebutkan peristiwa itu terjadi karena ada jalur yang seharusnya dilalui jamaah justru ditutup.
"Saya harap tim investigasi ini akan bekerja profesional. Sehingga, bisa diketahui penyebabnya apa dan dilakukan perbaikan agar tidak terulanh di masa yang akan datang," ujar Hidayat.
Wakil Ketua MPR itu mengapresiasi langkah Kementerian Agama yang sigap menangani persoalan ini setelah peristiwa terjadi. Pihak Kemenag langsung menuju rumah sakit untuk mengecek apakah ada jamaah asal Indonesia yang menjadi korban.
Sebelumnya, Pangeran Mohamed bin Nayef telah memerintahkan investigasi mendalam terkait musibah di Mina. Pangeran yang juga menjadi pimpinan dalam penyelenggaraan haji Arab Saudi ini memerintahkan penyelidikan itu usai rapat yang digelar dengan para tokoh senior yang bertanggung jawab dalam musibah tersebut. Adapun hasil investigasi itu nantinya akan disampaikan kepada Raja Salman.
"Nanti akan ditentukan langkah yang akan dilakukan," katanya kepada media setempat seperti dikutip Al Jazeera.
Sementara itu, menteri dalam negeri Saudi mengatakan kemungkinan musibah di Mina lantaran adanya dua gelombang jemaah yang bertemu bersamaan. Juru bicara kementerian, Mayor Jendral Mansour al Turki menyebut cuaca yang panas dan kelelahan juga menjadi pemicu musibah tersebut. Sementara itu, kepala urusan haji Iran, Said Ohadi menyebut adanya keanehan penutupan dua pintu masuk dekat lokasi pelemparan jumroh yang menjadi lokasi kejadian.
"Inilah penyebab musibah ini terjadi," kata Said.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.