Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu PM China, Ketua MPR Berharap Kesepakatan Antar-pemerintah Direalisasikan

Kompas.com - 17/09/2015, 20:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com — Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Zulkifli Hasan berharap agar segala kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan China dapat direalisasikan dengan baik untuk kesejahteraan rakyat kedua negara. Ia berharap agar hubungan baik antarparlemen kedua negara dapat mendorong hal itu.

Harapan itu disampaikan Zulkifli dalam pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Beijing, China, Kamis (17/9/2015).

"Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan investasi (China) yang semakin meningkat di Indonesia," kata Zulkifli.

Kehadiran Zulkifli di Beijing adalah atas undangan pimpinan MPR China sebagai bentuk kunjungan balasan. Sebelumnya, pimpinan MPR China sudah berkunjung ke Indonesia.

Selain Zulkifli, ikut hadir Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Fraksi PDI-P di MPR Achmad Basarah, Ketua F-Golkar di MPR Rambe Kamarul Zaman, Ketua F-PKS di MPR TB Soenmandjaja, Ketua F-Hanura di MPR Sarifuddin Sudding, dan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Tiongkok Alim Markus.

Dalam kesempatan itu, Ketua MPR meyakinkan PM China bahwa kondisi Indonesia tetap stabil. Ia memberi contoh, meskipun pemeluk agama Islam mayoritas di Indonesia, tetapi semua pemeluk agama tetap hidup berdampingan. Begitu pula kehidupan antarsuku.

"Setelah 17 tahun reformasi, ada 10 parpol di parlemen. Memang kadang-kadang di media kami ramai, tapi kalau menyangkut kepentingan besar, kepentingan Indonesia, kami selalu bersatu," kata Zulkifli.

Sementara itu, PM China juga berpendapat sama bahwa saling berkunjung antarparlemen dapat menciptakan stabilitas politik kedua negara dan mendorong realisasi kesepakatan yang dicapai pemerintah serta perusahaan kedua negara.

Dalam kesempatan itu, Li Keqiang juga menekankan bahwa negaranya menghormati kebebasan beragama. Menurut dia, masyarakat yang hidup berdampingan dalam membuat negara semakin kuat.

Seperti diberitakan, kunjungan Presiden Joko Widodo ke China pada Maret 2015 telah menghasilkan kesepakatan penguatan Kemitraan Strategis Komprehensif dengan China. Saat itu, ditandatangani enam dokumen kerja sama di bidang ekonomi, keuangan, infrastruktur, dan industri, serta dua dukumen kerja sama terkait penanganan bencana dan kedirgantaraan.

Lalu, pada pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT Asia Afrika pada April 2015, kedua pihak menyepakati Joint Communique RI-China. Isinya, langkah-langkah konkret untuk menindaklanjuti berbagai kesepakatan bilateral sebesar 150 miliar dollar AS tahun 2020. Selain itu, ditargetkan jumlah wisatawan dua arah mencapai 10 juta orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com