Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR Minta Pemerintah Klarifikasi Isu "Serbuan" Pekerja China ke Indonesia

Kompas.com - 17/09/2015, 14:16 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan meminta pemerintah serius menyikapi isu yang berkembang di masyarakat soal "serbuan" tenaga kerja China di Indonesia. Ia menyarankan pemerintah mengklarifikasi isu yang tidak benar.

Zulkifli mengaku sudah berbicara dengan Presiden Joko Widodo soal isu adanya 10 juta pekerja China yang masuk Indonesia. Kepada Zulkifli, Presiden membantah.

"Itu tidak betul, kata Pak Presiden. Yang betul, ada kerja sama antarnegara untuk mendatangkan 10 juta wisatawan. Sekarang malah turun tenaga kerjanya (China yang bekerja di Indonesia). Isu itu perlu diklarifikasi," kata Zulkifli di sela kunjungan kerjanya sebagai Ketua MPR di China, Kamis (17/9/2015).

Isu pekerja China di Indonesia menjadi salah satu topik yang dibicarakan dalam pertemuan delegasi MPR dengan Duta Besar Indonesia untuk China Soegeng Rahardjo, Kamis siang. Kedatangan delegasi MPR di China untuk melakukan kunjungan balasan pimpinan MPR China ke Indonesia beberapa waktu lalu.

Selain Zulkifli, ikut hadir Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Fraksi PDI-P di MPR Achmad Basarah, Ketua F-Golkar di MPR Rambe Kamarul Zaman, Ketua F-PKS di MPR TB Soenmandjaja, dan Ketua F-Hanura di MPR Sarifuddin Sudding.

Kepada Dubes, Zulkifli bercerita ketika dirinya ditemui para serikat pekerja di Indonesia. Mereka, kata Zulkifli, ingin melakukan sweeping terhadap para pekerja China di Indonesia.

"Saya bilang kamu jangan sembarangan sweeping-sweeping. Sekarang ini orang belum tahu betul faktanya sudah demo," kata Zulkifli.

Kepada Dubes, Zulkifli berpesan agar pihak KBRI di China hati-hati dalam menyikapi.

Dalam pertemuan di KBRI itu, Sudding juga menyinggung soal warga China yang mencari nafkah di Indonesia. Padahal, kata dia, usaha yang dijalankan mereka masih bisa dilakukan oleh orang Indonesia.

"Di Kalimantan Tengah, banyak warga Tiongkok jualan PKL. Modal kalkulator jual-jual pakaian," kata Sudding.

Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri sudah membantah adanya serbuan para pekerja China ke Indonesia. Ia menyatakan, pihaknya melakukan seleksi ketat terhadap keberadaan tenaga kerja asing (TKA) untuk memastikan tidak adanya pelanggaran aturan ketenagakerjaan, terutama izin kerja selama di Indonesia.

"Terkait adanya isu soal serbuan TKA China itu tidaklah benar. Kita harus pastikan setiap TKA yang bekerja di Indonesia mengikuti prosedur pengurusan izin kerja dan tidak melanggar aturan ketenagakerjaan," kata Menaker Hanif dalam keterangan pers Biro Humas Kemnaker di Cilacap, Jawa Tengah, pada Selasa (30/6/2015).

Berdasarkan data izin menggunakan tenaga kerja asing (IMTA) yang diterbitkan Kementerian Ketenagakerjaan, TKA China dari 1 Januari 2014-Mei 2015 mencapai 41.365. TKA asal China yang saat ini masih berada  di Indonesia sebanyak 12.837. (Baca: Benarkah Pekerja Asal China Menyerbu Indonesia? Ini Penjelasan Menaker)

Adapun sektor yang banyak diisi pekerja dari China ini pada periode yang sama adalah perdagangan dan jasa, yakni mencapai  26.579 IMTA, kemudian industri 11.114 IMTA, dan pertanian 3672 IMTA.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan juga membantah isu tersebut. Ia meminta agar informasi yang keliru itu tidak lagi disebarluaskan. (Baca: Luhut Bantah Puluhan Ribu Pekerja Tiongkok Datang ke Indonesia)

"Saya minta rumor itu tidak lagi dikembangkan. Tidak ada pekerja dari Tiongkok yang berbondong-bondong datang ke sini," ujar Luhut saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (31/8/2015).

Menurut Luhut, memang ada beberapa pelanggaran soal masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Namun, kata dia, pada umumnya, pekerja-pekerja itu adalah tenaga ahli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com