Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hikmahanto: Ketua DPR Dimanfaatkan oleh Donald Trump

Kompas.com - 04/09/2015, 17:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mempertanyakan sikap Ketua DPR RI Setya Novanto yang bertemu dengan bakal calon presiden Partai Republik untuk pemilu Amerika Serikat tahun 2016, Donald Trump. Dalam pertemuan tersebut, Novanto sempat mengklaim bahwa rakyat Indonesia menyukai sosok Trump.

Dalam tayangan yang ada, kata Hikmahanto, Donald Trump sempat memperkenalkan Setya Novanto kepada massa pendukungnya. Dalam kesempatan itu, Trump bertanya kepada Setya Novanto, "Apakah rakyat Indonesia menyukai saya?" Lantas, Novanto pun menjawab, "Ya".

"Jawaban dan kehadiran Setya Novanto yang diperkenalkan sebagai Ketua DPR seolah memberi endorsement atas kampanye Trump. Tanpa disadari, Ketua DPR dari sebuah negara besar dengan jumlah Muslim terbesar dan demokratis telah dimanfaatkan oleh Donald Trump," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Sabtu (5/9/2015).

Hikmahanto pun meminta Ketua DPR untuk mengklarifikasi kehadiran dan jawaban atas pertanyaan Donald Trump tersebut karena dapat dianggap sebagai intervensi negara lain terhadap politik Indonesia. Terlebih lagi, kunjungan pimpinan DPR ke New York ini untuk melakukan kerja diplomasi mewakili Indonesia, bukan menghadiri kampanye Donald Trump.

"Rakyat Indonesia belum tentu tahu siapa itu Donald Trump, terlebih lagi menyukainya. Alat perlengkapan DPR perlu menelisik motif kehadiran dan jawaban Ketua DPR dalam kampanye Donald Trump," ucap Hikmahanto.

Setya Novanto dan rombongan pimpinan DPR sedang berada di AS untuk mengikuti konferensi para ketua parlemen dunia yang dibuka pada 1 September di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

Seperti dikutip Business Insider, Fadli menjelaskan peran Trump di Indonesia. Sang pengusaha realestat itu memiliki sejumlah usaha di Indonesia. (Baca juga: Ketua DPR Setya Novanto Diperkenalkan di Konferensi Pers Donald Trump)

"Saya pikir kami menyukainya karena dia juga melakukan investasi di Indonesia. Dia punya beberapa proyek di Bali dan Jawa Barat. Jadi, dia teman Indonesia," kata Fadli.

"Saya pikir dia juga sangat terkenal dengan sejumlah acaranya. Orang-orang Indonesia ketika mereka berbicara tentang seorang jutawan atau miliarder, yang akan muncul di pikiran mereka pertama adalah Donald Trump," kata dia.

Masih menurut laporan Business Insider, Fadli dan sejumlah anggota delegasi DPR masing-masing membawa satu tas suvenir dari toko Trump Tower. Fadli mengatakan, dia belum membukanya dan tidak tahu persis apa yang ada di dalamnya. Fadli mencoba mengintip isinya, tetapi pita dan kertas tisu menyulitkan dia untuk segera tahu isinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com