Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Kemenko PMK soal Penggunaan Anggaran Program "Revolusi Mental"

Kompas.com - 27/08/2015, 18:04 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) akhirnya menggelar konferensi pers untuk meluruskan informasi mengenai penggunaan dana anggaran "revolusi mental" yang disebut-sebut sebesar Rp 140 miliar. (Baca: Fakta Sebenarnya soal Situs Rp 140 Miliar "Revolusi Mental")

Sekretaris Menko PMK Sugihartatmo membantah jika pembuatan situs revolusimental.go.id disebut memakan anggaran hingga miliaran. Bahkan, ia menyebut informasi mengenai jumlah anggaran yang beredar di media berbeda dengan yang tercantum dalam APBN-P 2015.

"Terkait anggaran, yang ada di polemik Rp 140 miliar untuk membuat website, itu tidak benar. Kami tidak tahu itu angka dari mana. Angka sebenarnya dalam APBN-P 2015 untuk revolusi mental itu sebesar Rp 149 miliar," ujar Sugihartatmo dalam jumpa pers di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Sementara itu, terkait pembuatan situs revolusimental.go.id, Kemenko PMK menggunakan dana Rp 200 juta, yang bersumber dari anggaran sebesar Rp 149 miliar. Jumlah itu belum digunakan seluruhnya karena akan dimanfaatkan untuk pemeliharaan situs selama satu tahun. (Baca: Situs Revolusi Mental Diakui Terinspirasi Milik Obama)

Menteri Koordinator PMK Puan Maharani meresmikan peluncuran situs revolusimental.go.id, Senin (24/8/2015). Pembuatan situs itu bertujuan untuk mengampanyekan gerakan revolusi mental yang pernah digagas oleh Presiden Joko Widodo.

Pasca-diluncurkan, situs tersebut mengundang banyak komentar dan kritik masyarakat. Di media sosial, banyak yang mengeluhkan bahwa tampilannya tidak sepadan dengan dana anggaran dalam jumlah besar yang diminta pada APBN-P.

Selain itu, kualitas situs juga diragukan karena mengalami gangguan dan tidak dapat digunakan beberapa saat setelah diluncurkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com