Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Incar Kartel "Pemain" Impor Garam

Kompas.com - 12/08/2015, 18:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Satgasus Polda Metro Jaya tengah mengendus adanya kelompok yang 'bermain' dalam impor garam di Indonesia. Kelompok itu diduga berada di kementerian hingga jajaran pelaku usaha.

"Dugaan kita ini ada impor garam konsumen yang berlebihan. Kita lagi menyelidiki apakah benar impor itu karena kurangnya pasokan atau tidak," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian di kompleks PTIK, Jakarta, Rabu (13/8/2015).

Sejauh ini, penyidiknya menemukan informasi bahwa impor tersebut adalah 'permainan' dari kartel. Sebab, nyatanya produksi garam jenis konsumsi di Pulau Jawa melimpah. Akibatnya, petani garam gulung tikar.

Penyidik mulai menelusuri apakah ada unsur suap dalam impor. Oleh sebab itu, penyidiknya mensasar dua kementerian yang terkait, yakni Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.

"Kalau pasokan lebih, kenapa impor itu dapat diizinkan? Kita penyelidikannya di situ," ujar Tito.

Hasil penggeledahan penyidik di Kementerian Perindustrian, Selasa (11/8/2015), ditemukan dugaan suap USD 25.000 terkait impor garam konsumsi. Tapi, Tito belum mau mengungkap siapa tersangka karena masih dikembangkan.

Penyidiknya juga masih memeriksa sejumlah pejabat setingkat dirjen di kementerian tersebut sekaligus memeriksa beberapa pengusaha garam impor untuk menemukan titik terang perkara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com