"Untuk internal PBNU, Komisi Rekomendasi mendesak pengurus untuk mengefektifkan pencegahan pengaruh ideologi kekerasan dan radikalisme dengan metode apa pun, seperti ISIS," kata Ketua Sidang Komisi Rekomendasi Muktamar ke-33 NU Masduki Baidlowi saat dihubungi Antara di Surabaya, Kamis (7/8/2015).
Untuk mencegah pengaruh radikalisme seperti ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), PBNU dianggap perlu menyusun kurikulum pendidikan, baik formal maupun nonformal. "Karena itu, PBNU perlu menyusun kurikulum pendidikan yang secara sistematis mencegah masuknya ideologi kekerasan dan radikalisme tersebut," ujar Masduki.
NU pun mendesak pemerintah untuk bertindak tegas dan mencegah penyebaran ideologi milik gerakan ISIS dan sejenisnya di Indonesia.
"NU melihat ISIS dan ideologi ekstrem transnasional lainnya sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dunia dan eksistensi NKRI," tutur Wakil Sekretaris Jenderal PBNU 2010-2015 tersebut.
Masduki menambahkan, NU melihat ISIS sama sekali tidak mencerminkan gerakan dan pemahaman Islam yang benar dan merusak karakternya sebagai agama rahmatan lil alamin. Keberadaan ISIS justru melahirkan spiral Islamofobia.
"Oleh karena itu, NU mendesak masyarakat Islam internasional untuk menolak klaim Islam dari ideologi dan gerakan ISIS serta mendesak masyarakat internasional untuk memerangi ISIS dan mencegah transnasionalisasi ideologi kekerasan di seluruh dunia," ujar dia.
Usul Komisi Rekomendasi Muktamar ke-33 NU tersebut dibacakan di depan peserta muktamar atau muktamirin yang disahkan dalam pleno komisi dengan pimpinan sidang KH Ahmad Muzakki pada Rabu (5/8/2015) kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.