Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tedjo Akan Tindak Lanjuti Info Pilot Indonesia Disebut Terlibat ISIS

Kompas.com - 09/07/2015, 14:26 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy akan berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara, Kepolisian, dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris mengenai informasi dugaan keterlibatan pilot Indonesia dalam gerakan Negara Islam Irak Suriah ( ISIS). Tedjo akan mengecek kebenaran informasi tersebut.

"Belum dapat informasi, nanti kalau dapat informasi yang benar kita ini, nanti saya akan bicara dengan BIN, kepolisian, BNPT dan sebagainya," kata Tedjo di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (9/7/2015).

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya mencegah agar paham radikalisme ISIS tidak berkembang di dalam negeri. Selaku Menko Polhukam, Tedjo akan terus memonitor setiap informasi terkait ISIS.

"Harus kita antisipasi masalah paham ISIS. Terus bekerjasama dengan BNPT dan BIN kepolisian, kita monitor, dan pihak Imigrasi. Jangan sampai paham ISIS berkembang di Indonesia. Kalau ada informasi kita akan tangani," kata dia.

Pihak berwenang Australia yakin, dua pilot Indonesia dapat menimbulkan ancaman keamanan setelah diradikalisasi kelompok ISIS. Sebuah dokumen intelijen yang bocor yang diperoleh sebuah situs web investigasi membeberkan hal itu, meskipun para pejabat Australia, Kamis (9/7/2015), menolak untuk mengkonfirmasi kebenaran laporan tersebut.

"Operational Intelligence Report" Polisi Federal Australia, yang dipublikasikan secara online oleh situs web investigasi The Intercept, mengatakan kedua pilot itu "kemungkinan karyawan" maskapai penerbangan AirAsia dan Premiair dan telah menjadi perhatian polisi negara itu lewat halaman Facebook kedua orang tersebut.

Laporan itu mengatakan, posting-an kedua orang itu "disimpulkan sebagai dukungan bagi (kelompok) Negara Islam (atau ISIS)". (baca: Dua Pilot Indonesia Diduga Teradikalisasi ISIS)

"Setelah meninjau isi kedua akun itu, dinilai bahwa orang-orang itu kemungkinan telah dipengaruhi oleh unsur-unsur radikal, setidaknya dari dunia maya, dan sebagai hasilnya, (mereka) dapat menimbulkan ancaman keamanan," kata laporan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com