JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat militer Susaningtyas N Kertopati meminta Presiden Joko Widodo menjadikan peristiwa jatuhnya pesawat Hercules C-103 sebagai pelajaran berharga. Ia berharap Jokowi merespons peristiwa tersebut dengan kebijakan yang tepat.
Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menjelaskan, jatuhnya pesawat Hercules beberapa hari lalu bukan hanya disebabkan oleh buruknya alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI. Akan tetapi, ada faktor lain yang ia anggap turut memengaruhinya.
Nuning mengungkapkan hal itu merujuk pada fakta bahwa pesawat Hercules yang jatuh di Medan tersebut membawa jumlah penumpang yang melebihi batas maksimal. Dalam hal ini, Nuning berharap ada perbaikan atau penegasan dalam regulasi penggunaan alutsista.
"Presiden salah kalau cuma lihat masalah ini dari modernisasi alutsistanya saja, kita juga harus bicara mengenai regulasinya," kata Nuning, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Nuning menegaskan, evaluasi peristiwa kecelakaan pesawat milik TNI jangan selalu dibatasi pada usia alutsista yang telah tua. Masalah dianggap tidak akan selesai hanya dengan melakukan peremajaan alutsista.
"Jatuhnya Hercules bukan soal baru atau tidak, bukan soal teknis. Kalau jadi embrio peremajaan alutsista itu bagus, tapi jatuhnya ini pasti banyak aspek," ujar Nuning.
Pesawat Hercules C-130 jatuh di Medan pada Selasa (30/6/2015) siang. Kecelakaan itu menimbulkan ratusan korban jiwa yang berasal dari personel TNI AU, penumpang pesawat dan masyarakat sipil.
Beberapa jam setelah kecelakaan itu terjadi, Presiden Joko Widodo langsung menyampaikan agar evakusi korban diutamakan. Setelah itu, ia menyatakan akan mengevaluasi usia pesawat dan alutsista TNI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.