"Terbukti bahwa perjuangan Bung Karno selalu hidup dan tidak bisa ditenggelamkan oleh desoekarnoisasi," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, melalui pernyataan tertulis, Minggu (7/6/2016).
Hasto menegaskan, beragam respons publik yang muncul setelah Presiden Joko Widodo menyebut Bung Karno lahir di Blitar harus disikapi dengan positif. Hasto mendesak pemerintah untuk memimpin gerakan besar dalam rangka meluruskan sejarah bangsa.
Menurut Hasto, fakta-fakta sejarah mengenai Bung Karno banyak dibelokkan saat pemerintahan Orde Baru. Motivasi pembelokan sejarah itu adalah politik. "Bung Karno ada di setiap jejak sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa. Ini momentum, polemik yang kurang produktif harus diubah menjadi positif," kata Hasto.
Pidato Jokowi di Blitar, Senin lalu ketika memperingati kelahiran Pancasila, ramai dibicarakan di media sosial. Sambil membaca lembaran kertas, Jokowi menyebut Blitar sebagai kota kelahiran Bung Karno. "Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran proklamator kita, Bapak Bangsa kita, penggali Pancasila, Bung Karno, hati saya selalu bergetar," kata Jokowi setelah menyapa para hadirin. Anggota Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit, meminta maaf karena kekeliruan dalam pidato Jokowi itu. Sukardi mengaku kurang teliti saat memberi masukan atau data ketika Presiden menyusun pidato tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.