Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Meneladani Kerukunan Beragama dari NTT

Kompas.com - 22/05/2015, 11:31 WIB
advertorial

Penulis


Di tengah maraknya isu seputar diskriminasi agama, masyarakat Indonesia boleh menengok sejenak ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Titik cerah nampak di provinsi ini. NTT dinilai sebagai provinsi yang memiliki teladan baik soal kerukunan umat beragama.

Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR RI Zainut Tauhid Sa'adi melihat kerukunan beragama di NTT benar-benar dijaga. Hal itu tercermin dari tidak adanya konflik atau permasalahan besar yang disebabkan perbedaan agama, di daerah yang keberagaman agamanya tinggi.

"Saya melihat mereka begitu membaur. Toleransi mereka sangat tinggi. Padahal penganut agama di sini sangat beragam. Namun, mereka tak terusik oleh semua perbedaan agama yang ada," tuturnya seusai mengikuti acara seremoni pembukaan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan metode outbound di ballroom hotel Aston, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu ( 21/5/2015).

Kehidupan beragama yang baik, rukun, damai, dan tanpa gejolak sosial yang besar dianggap Zainut sebagai cerminan dari pengamalan Pancasila.

Kupang menjadi salah satu kota di NTT yang tampak paling menjaga toleransi antarumat beragama. "Kupang adalah potret Indonesia kecil, beragam tapi bisa menjaga toleransi. Hal tersebut sangat sesuai dengan Pancasila," ujar Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, dalam acara yang sama.

Toleransi beragama menjadi isu yang gencar digalakkan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Apalagi, ini berkaitan erat dengan dasar bernegara, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Itu sebabnya, MPR RI bergerak aktif untuk terus menyosialisasikan empat pilar MPR RI tersebut.

Kali ini, MPR RI memilih NTT sebagai tempat sosialisasi. Menggunakan metode outbound, sosialisasi empat pilar ini melibatkan peserta yang merupakan perwakilan 30 perguruan tinggi se-NTT. "Menurut kami, ini adalah upaya untuk mengakrabkan nilai-nilai luhur dan konstitusi bangsa kita kepada generasi muda Indonesia," ungkap Hidayat.

NTT terpilih karena provinsi tersebut mempunyai perkembangan yang cukup cepat dan dinamis. Dengan demikian, provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia ini dinilai MPR pantas dijadikan contoh untuk daerah lain.

Generasi Muda Jangan Lengah

Di depan mahasiswa NTT, Hidayat mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini menjadi sumbangsih yang baik bagi negara dan bangsa. Maka, ia menginginkan pengetahuan mahasiswa atau seluruh peserta yang hadir akan nilai-nilai luhur bangsanya semakin bertambah. Namun, jangan hanya sampai di situ. Hidayat juga mengimbau agar pengetahuan tersebut dipahami, kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sepakat dengan hal itu, Pimpinan Kelompok DPD RI di MPR RI Abraham Paul Liyanto menegaskan generasi muda jangan sekali-kali lengah dalam mengenal dan mendalami seluk-beluk negaranya. Generasi muda merupakan penerus kepemimpinan bangsa, sehingga amat berbahaya bila pemuda tak acuh pada negaranya.

"Generasi muda seharusnya menjadi garda terdepan dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur bangsanya. Makanya di setiap pertemuan melakukan sosialisasi selalu mempertanyakan soal Pancasila apakah hafal atau tidak," ujarnya, saat menyampaikan materi diskusi soal Pancasila dan UUD di depan mahasiswa NTT.

Persoalan tersebut, lanjut Abraham, sangat penting. Apa yang terjadi nanti jika generasi muda bangsa sampai tidak hafal Pancasila belum mengamalkannya. "Sangat miris dan berbahaya lalu bagaimana jika mereka menjadi pemimpin bangsa," katanya.

Dalam penyampaian materi, Abraham banyak mengupas soal Pancasila dan soal perubahan konstitusi. Kepada para peserta mahasiswa, Abraham menjelaskan bahwa UUD 1945 sudah mengalami perubaham sebanyak empat kali perubahan.

Perubahan UUD 1945 yang telah dilakukan mengatur 3 hal penting yakni, pertama, Pembatasan kekuasaan organ-organ negara. Kedua, untuk mrengatur hubungan antar lembaga-lembaga negara dan Ketiga, untuk mengatur hubungan kekuasaan antar lembaga-lembaga negara dengan warga negara.

"Kami berharap pasca sosialisasi ini para peserta mahasiswa bertambah wawasannya soal nilai-nilai luhur dan konstitusi bangsa dan menyebarkannya kepada teman-temannya baik di kampus atau di rumah, agar semua paham dan sama-sama mengamalkannya demi Indonesia lebih baik," katanya.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengapresiasi MPR atas upayanya menanamkan kembali nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi muda. "Sosialisasi ini sangat penting dalam upaya kita menjaga ideologi bangsa kita sendiri. Ideologi inilah Pancasila yang mampu mengikat bangsa yang beragam menjadi satu dalam wadah NKRI. Kita wajib menjaganya dan mengawalnya. Sangat keterlaluan jika ada rakyat yang tidak tahu dan tidak mau tahu soal ideologi dan nilai nilai luhur bangsanya sendiri terutama untuk para generasi muda," kata ia.

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini berlangsung selama empat hari (21-24 Mei 2015), di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan menampilkan sekitar 15 narasumber dari anggota MPR RI lintas fraksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com