Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Perlu Langkah Konkret Dukung Kemerdekaan Palestina

Kompas.com - 24/04/2015, 15:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf mengatakan, perlu langkah konkret untuk menindaklanjuti deklarasi Konferensi Asia Afrika dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

"Negara-negara Asia-Afrika harus melakukan hubungan multilateral, seperti di PBB khususnya Dewan Keamanan, untuk mendorong pengakuan kedaulatan dua negara di kawasan itu, yaitu Palestina dan Israel," kata Slamet saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (24/4/2015), seperti dikutip Antara.

Slamet mengatakan, pernyataan negara-negara Asia Afrika memiliki peran penting untuk membuka mata dunia. Bangsa-bangsa di dua benua itu siap memberikan dukungan politis kepada kemerdekaan Palestina. (baca: Jokowi: Penjajahan di Palestina Harus Segera Diakhiri!)

"Sebenarnya sudah bukan krusial lagi karena keberadaan Palestina sudah diakui oleh PBB. Yang belum terjadi adalah pengakuan kedaulatan dari negara-negara kunci seperti Amerika Serikat," tuturnya.

Slamet mengatakan, Palestina juga sudah menjadi perhatian sejak Konferensi Asia Afrika 1955. Karena itu, dunia internasional harus bisa menerima kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. (baca: Konferensi Parlemen Asia-Afrika Dukung Kemerdekaan Palestina)

Menurut Slamet, Palestina merdeka harus menjadi solusi bagi dua negara yang sedang berkonflik di kawasan tersebut. Dunia internasional harus memprakarsai pembicaraan mengenai perbatasan antara Palestina dengan Israel, dengan mengacu pada perbatasan sebelum perang 1957.

"Yang membuat rumit adalah cita-cita bangsa Israel, yaitu mendirikan negara Yahudi untuk bangsa Yahudi dan agama Yahudi. Padahal, di saat negara Israel berdiri, mereka multikultur," katanya. (baca: Delegasi Palestina Undang Indonesia Buka KBRI)

Slamet menambahkan, sebelumnya Israel terdiri atas bangsa-bangsa yang beragama Yahudi, Kristen dan Islam, terutama di Yerusalem. Namun, lama kelamaan umat Kristen semakin sedikit, sementara yang beragama Islam terusir sehingga akhirnya didominasi Yahudi.

Kondisi semakin rumit karena Israel membangun permukiman Yahudi di tanah Palestina dan membangun tembok untuk membatasi wilayahnya dengan bangsa Palestina.

"Bila dulu umat manusia menghancurkan tembok Berlin dengan alasan universalitas, kini malah Israel membangun tembok atas restu pelindungnya, yaitu Amerika Serikat. Israel semakin nyata dan tidak malu-malu mencaplok wilayah Palestina," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com