JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo sudah mendapat laporan dari Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman soal pelemparan cairan berwarna merah di Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Sydney, Australia. Pemerintah menganggap hal itu hanya insiden kecil yang tak akan merusak hubungan kedua negara.
"Dilaporkan Kepala BIN, dilempar balon berisi cairan. Itu insiden kecil saja. Biasalah, insiden kecil tidak perlu dipikirkan terlalu serius," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Menanggapi laporan BIN yang disampaikan pagi tadi itu, kata Pratikno, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa hubungan Indonesia-Australia harus tetap baik. Jokowi melihat kedua negara sudah memiliki fondasi hubungan yang kuat, tidak hanya melalui government to government, tetapi juga business to business.
Selain itu, Pratikno mengungkapkan, Presiden sangat menekankan pada hubungan antara masyarakat Indonesia dan Australia yang sudah terjalin kuat Sehingga tidak akan terganggu insiden kecil itu.
"Jangan sampai insiden kecil mengganggu yang sudah kuat. Presiden yakin itu tidak akan terjadi," katanya.
Gedung Konsulat Jenderal RI di Sydney, Australia, Senin (2/3/2015) malam, didatangi oleh seseorang yang kemudian melemparkan cat berwarna merah. Diduga, pelakunya adalah seorang perempuan yang sebelumnya telah melakukan protes terkait rencana eksekusi terpidana mati kasus narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, yang kini berada di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Bali. (Baca: KJRI Sydney Disirami Cat Warna Darah)
Andrew dan Myuran akan dieksekusi mati bersama para terpidana lainnya di Nusakambangan. Namun, kejaksaan belum mengungkapkan waktu pelaksanaan eksekusi.