Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2015, 08:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis


PANGKALAN BUN, KOMPAS.com
— Tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut akhirnya berhasil menemukan dan mengangkat kotak hitam atau black box flight data recorder pesawat AirAsia QZ8501 pada Senin (12/1/2015) pagi. Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2014 lalu.

Ada cerita tersendiri di balik hasil besar yang dinanti-nanti itu, terutama bagi saya, reporter Kompas.com—Ihsanuddindan wartawan lain yang berada di KRI Banda Aceh.  

Ditutup-tutupi  

Senin pagi, para wartawan bersama sejumlah awak KRI Banda Aceh dikumpulkan untuk apel pagi, sama seperti hari-hari biasanya. Bedanya, apel pagi itu diadakan di dalam lounge room prajurit yang biasa digunakan sebagai tempat makan bagi awak kapal dan wartawan, bukan di geladak helikopter.

Waktu apel pagi yang biasanya dimulai pukul 08.00 WIB juga dimajukan menjadi pukul 07.20 WIB.  

"Apel di lounge room perwira, sekarang juga," kata Lettu Wahyu Widadi, staf Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut.  

Kali ini, tidak ada toleransi bagi wartawan yang tidak hadir. Sebelum apel dimulai, semua wartawan harus ada di ruangan tanpa terkecuali. Lettu Wahyu pun dibuat sibuk untuk mencari wartawan yang belum juga muncul di ruangan. Wartawan juga tidak boleh keluar ruangan dengan alasan apa pun, meski hanya sebentar. Materi apel yang disampaikan Palaksa KRI Banda Aceh Mayor Priyo Dwi Saputro juga di luar kebiasaan.  

Priyo, misalnya, berbicara soal turnamen bulu tangkis antara wartawan dan prajurit. Priyo baru menyudahi apel setelah kurang lebih 30 menit. Tak lama, HT yang dipegang Priyo berbunyi.  

Saya yang sudah berada lebih dari dua minggu di KRI Banda Aceh untuk meliput proses pencarian AirAsia merasakan ada suatu hal yang janggal. Sejumlah hal pada pagi itu tak seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun, saat itu saya hanya bisa berspekulasi dan menduga-duga.  

Untuk Panglima  

Beberapa jam setelah apel pagi selesai, kejanggalan lainnya kembali terjadi. Lettu Wahyu tiba-tiba dipanggil melalui pengeras suara untuk datang ke anjungan kapal. Saat itu, para "petinggi" di KRI Banda Aceh sedang menggelar rapat tertutup. Anjungan yang biasanya bebas dimasuki wartawan saat itu masing-masing pintu masuknya dijaga oleh awak kapal.  

Wahyu pun turun dengan membawa kabar yang semakin menguatkan dugaan-dugaan saya.  

"Dalam dua jam lagi, Panglima akan segera ke sini. Akan langsung diadakan konferensi pers," kata Wahyu kepada wartawan.  

Kedatangan Panglima TNI Jenderal Moeldoko ke KRI Banda Aceh berkaitan dengan operasi Search and Rescue pesawat AirAsia ini memang bukan hal yang baru. Sebelumnya, Moeldoko sudah dua kali berkunjung ke KRI Banda Aceh.  

Kedatangan pertama berupa kunjungan singkat untuk memotivasi seluruh tim yang ada di kapal induk pencarian ini. Kedatangan kedua adalah untuk memantau langsung pengangkatan ekor pesawat. Panglima menginap dua malam di kapal produksi PT PAL Indonesia ini sebelum akhirnya ekor pesawat berhasil diangkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com