Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenaker-KPK Tanda Tangani Komitmen Pencegahan Korupsi Terintegrasi

Kompas.com - 09/01/2015, 17:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Ketenagakerjaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penandatangan komitmen pencegahan korupsi terintegrasi untuk mencegah gratifikasi dan tindak pidana korupsi di kementerian. Penandatangan komitmen ini dilakukan oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri dan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja di kantor Kemnaker, Jakarta pada Kamis (8/1/2015).

Menaker Hanif mengatakan, komitmen ini untuk memastikan administrasi kementerian yang dipimpinnya bersih dan jauh dari korupsi. Ini penting karena terkait upaya membangun sistem yang memungkinkan birokrasi pemerintah mencegah hal-hal terkait korupsi dan gratifikasi.

“Langkah ini dilakukan untuk membuat internal kementerian menciptakan tata kelola birokrasi yang bersih dalam melayani masyarakat. Kita bekerja sama dengan KPK untuk mewujudkannya secara nyata,” kata Hanif dalam konferensi pers seusai penanadatanganan komitmen, berdasarkan siaran pers yang diterima Jumat (9/1/2015).

Hanif mengatakan, korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa dan menjadi musuh bersama. Upaya pemberantasannya, menurut Hanif, tidak cukup hanya dengan membuat peraturan perundang-undangan saja namun juga harus membangun sumber daya manusia yang baik dan berintegritas.

Sebagai tindak lanjut penandatanganan komitmen ini, Kementerian Ketenagakerjaan akan menyusun rencana kerja program pengendalian gratifikasi. Antara lain, dengan pembentukan satgas penyusunan aturan pengendalian gratifikasi, penguatan perangkat, sosialisasi/diseminasi tentang gratifikasi dan ketentuan pengendalian gratifikasi serta melakukan monitoring dan evaluasi

"Untuk memberikan pedoman mengenai tindakan-tindakan yang berpotensi atau mengarah pada gratifikasi, akan segera ditetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Pengendalian Gratifikasi," kata politisi PKB itu.

Hanif optimistis dengan ditandatanganinya komitmen bersama itu tidak ada lagi upaya untuk melakukan penyimpangan dalam penggunaan anggaran negara, penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa dan upaya suap menyuap. Dia pun meminta kepada seluruh jajaran Kementerian Ketenagakerjaan untuk melakukan semua kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai kelanjutan dari penandatanganan komitmen akan dilanjutkan sosialisasi pengendalian gratifikasi dan pencegahan korupsi yang diikuti seluruh Pejabat Eselon I dan II serta fungsional auditor Inspektorat Jenderal (Itjen).

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja menambahkan, untuk mencegah terjadinya tindak korupsi di Kementerian dan instansi lainnya sebaiknya pilih pegawai berdasarkan integritas. “Jangan pilih atau mengangkat pembantu berdasarkan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) tetapi berdasarkan integritas,”kata Adnan.

Pada kesempatan itu, Adnan meminta Hanif dan jajarannya untuk menghindari tindak pidana korupsi. “Saya minta semua pejabat dan staf di sini berani jujur dan berani untuk tidak korupsi,” kata Adnan.

Menurutnya, untuk mencegah korupsi dan penyimpangan lain di semua kementerian maka pengawasan dalam yang disebut Inspektorat Jenderal harus bekerja dan diperkuat. “Saya dengar Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan bekerjasama Itjen di semua kementerian untuk mencegah korupsi,” kata Adnan.

Di negara-negara maju, lanjutnya, Itjen bersifat independen dan bisa melalukan pengawasan, audit dan penyidikan kasus korupsi. “Saya dengar dalam rancangan undang-undang yang baru Itjen di semua kementerian akan dibuat independen dan bisa menyidik korupsi,” ujar Adnan

Selain itu, Adnan pun mengungkapkan ada tiga hal yang menjadi perhatian KPK dari Kementerian Ketenagakerjaan. Tiga perhatian itu adalah tata kelola tenaga kerja, pengelolaan Balai Latihan Kerja (BLK) dan BPJS Ketenagakerjaan. "Kita sama-sama mengawal agar tiga hal ini dikelola dengan baik," kata Adnan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com