Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip "Briefing" Penyelam Pencari Korban dan Kotak Hitam AirAsia QZ8501

Kompas.com - 03/01/2015, 06:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Sebanyak 57 penyelam di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh akan mencari korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501, Sabtu (3/1/2015) siang. Sebuah briefing diberikan pada Jumat (2/1/2015) malam.

Kompas.com--reporter Ihsanuddin--ada di kapal yang sama dengan para penyelam tersebut. Dalam briefing, tim penyelam gabungan dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair), dan Marinir ini bicara soal strategi dan teknis penyelaman.

Observasi

"Pertama, kita terjunkan tim untuk observasi terlebih dahulu," kata komandan tim penyelam, Wido Dwi, di depan pasukan selam gabungan itu, di dek KRI Banda Aceh. Tim observasi, ujar dia, bertugas mengevaluasi keadaan di bawah air hingga memastikan secara tepat lokasi jatuhnya pesawat.

Saat ini, kata Wido, ada tiga perkiraan lokasi jatuhnya pesawat yang membawa 162 penumpang dan kru itu. Koordinat pertama, sebut dia, adalah 03.54.48 lintang selatan dan 110.31.40 bujur timur, berdasarkan bayangan pesawat yang dilihat dari Pesawat Hercules.

BANGKA POS / RESHA JUHARI Anggota Basarnas Bangka Belitung meneropong ke arah perairan Belitung Timur di atas Rescue Boat 201 Basarnas, Senin (29/12/2014). Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang dimulai dari pulau terdekat dari Manggar yaitu Pulau Tepi dan Pulau Lung yang jaraknya sekitar 56 mil.

Titik koordinat kedua adalah di 03.54.41 lintang selatan dan 110.31.07 bujur timur berdasarkan sonar yang diterima oleh KRI Bung Tomo. Adapun titik koordinat ketiga adalah di 03.55.52 lintang selatan dan 110.33.80 bujur timur, yang berasal dari gabungan data sonar KRI Bung Tomo dan Kapal Perang Amerika, US Sampson 102 yang mendeteksi bagian ekor pesawat.

"Kita akan menggunakan koordinat yang terakhir karena sejauh ini diprediksi paling akurat," tegas Wido. Jika puing pesawat ditemukan, kata dia, tim observasi akan memasang tali untuk jalur masuk bagi penyelam selanjutnya. Tim obeservasi juga akan mengambil gambar berupa foto dan video untuk dokumentasi.

Tim observasi ini dibagi menjadi tiga kelompok, dengan dua penyelam di masing-masing tim. Setiap tim akan menyelam satu per satu di lokasi yang agak berjauhan. "Kalau tim pertama yang terjun belum menemukan bangkai pesawat, kita geser lokasi sedikit dan kita terjunkan tim kedua. Kalau belum ketemu juga, masih ada tim ketiga," ujar Wido.

Evakuasi

Bila puing pesawat ditemukan, lanjut Wido, penanganan selanjutnya menjadi tugas tim evakuasi. Tugas utama tim yang masing-masing beranggotakan 5 orang hingga 7 orang ini adalah mengangkat sebanyak-banyaknya jenazah.

Jenazah akan diapungkan ke atas permukaan air dengan menggunakan perangkat personal floating bag, yang disiapkan sebanyak 135 kantong.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Tim penyelam dari Basarnas menyiapkan perlengkapan selam di atas kapal KN SAR 101 Purworejo, di tengah perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (2/1/2015). Pencarian menggunakan kapal ini terkendala ketinggian ombak yang mencapai 5 meter.

Ketika semua jenazah sudah terangkat, tim berikutnya yang akan turun aadlah tim pencari kotak hitam pesawat. Perangkat berisi perekam data pembicaraan di kokpit dan data penerbangan terebut merupakan prioritas setelah pengangkatan semua korban, sebagai pembuka kunci tentang apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat itu.

Sesudah kotak hitam ditemukan, lanjut Wido, barulah serpihan pesawat akan diangkut. Jika serpihan tak terlalu besar, pengangkatan dilakukan dengan floating bag yang bisa mengangkat beban berbobot 500 kilogram hingga 2 ton, tergantung jenisnya. Setiap tim penyelam membawa lima kantong pengambang itu dengan jenis yang berbeda-beda.

Standar keamanan

Briefing Wido berikutnya adalah soal standar keamanan. Semua penyelam, tegas dia, harus mematuhi standardisasi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com