Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Kapal Perang Bantu Pencarian AirAsia

Kompas.com - 29/12/2014, 10:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- TNI Angkatan Laut mengerahkan sebanyak 8 unit Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk mencari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014) kemarin. Delapan kapal ini akan melakukan pencarian tanpa ada batasan waktu.

"Kami siapkan delapan unit kapal perang. Tiga sudah on the way ke lokasi yang diperkirakan. Lima unit lagi akan kami berangkatkan siang ini," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Manahan Simorangkir di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/12/2014).

Delapan unit KRI tersebut adalah KRI Sutedi Senaputra, KRI Pattimura, KRI Yos Sudarso, KRI Tong, KRI Todak, KRI Pulau Rengat, KRI Banda Aceh dan KRI Hasanudin. Manahan mengatakan, dari delapan KRI tersebut, satu KRI, yakni KRI Banda Aceh berjenis Landing Platform Doc (LPD) atau kapal markas.

"KRI Banda Aceh baru kita berangkatkan siang ini. Di dalamnya kita mengangkut tiga helikopter untuk bantu pencarian via udara," ujar Manahan.

Pada delapan unit kapal perang tersebut, total ada 750 personel TNI AL. Mereka berada di bawah tanggung jawab Badan SAR Nasional (Basarnas). Manahan mengatakan, delapan unit KRI itu diinstruksikan menyusuri perairan sekitar Belitung dan Kepulauan Riau. Lokasi tersebut mengacu pada posisi yang diberikan oleh Basarnas soal posisi terakhir pesawat komersil tersebut.

"Kapal-kapal itu tidak punya masa tugas. Kami hanya bergantung pada instruksi Dansatgas kami. Selebihnya, mereka terus mencari," ujar Manahan.

Seperti diberitakan, pesawat Airasia QZ8501 hilang kontak pukul 07.55 WIB pada Minggu (28/12/2014) kemarin. Pesawat sempat menghubungi Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari yang sebelumnya 32.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk. Namun, tak lama setelah, itu pesawat hilang dari radar.

Pesawat Airasia QZ8501 ini membawa 155 orang penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 orang anak-anak, dan 1 orang balita. Di dalam pesawat itu, ada pula warga negara asing dan awak kabin yakni Singapura 1 orang, Inggris 1 orang, Malaysia 1 orang, Korea Selatan 3 orang, dan Perancis 1 orang.

Tim operasi SAR telah diterjunkan di bawah panduan Badan SAR Nasional. AirAsia mengklaim bahwa kondisi pesawat layak terbang dan telah melakukan perawatan berjadwal terakhir pada 16 November 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com