Peneliti Founding Fathers House, Dian Permata, mengatakan, hal itu untuk menjaga soliditas partai, keturunan Soekarno, serta ketiadaan kader PDI-P yang mumpuni menjadi sederet alasannya.
"Praktis pada kongres nanti putri Proklamator itu kembali terpilih menjadi orang nomor satu di kandang Banteng Moncong Putih itu," kata Dian ketika dikonfirmasi, Rabu (17/12/2014).
Ia mengatakan, arus bawah PDI Perjuangan sebelumnya telah meminta agar Megawati tetap memimpin partai tersebut. Argumentasi yang dibangun mereka adalah Megawati merupakan magnet bagi kader-kader PDI Perjuangan.
"Dengan begitu, benih-benih konflik di PDI Perjuangan dapat dikanalisasi," ujarnya.
Dia menilai trah Soekarno tidak bisa dilepaskan dari PDI Perjuangan lantaran nilai-nilai Marhaenisme yang dibangun Soekarno di PNI sangat terasa di PDI Perjuangan.
"Oleh karena itu, tidak heran apabila selama trah Soekarno masih berada di garis edar PDI Perjuangan, maka mustahil untuk menjadi orang nomor wahid di PDI Perjuangan," katanya.
Ia mencontohkan, Erros Djarot, Laksamana Soekardi, Roy BB Janis, Arifin Panigoro, Noviantika Nasution pernah mencoba peruntungan menjadi pimpinan di PDI Perjuangan.
"Hasilnya, mereka mental dan tidak kuat menahan kekuatan politik trah Soekarno," ungkapnya.
Pasca-hengkangnya orang-orang tersebut, kata Dian, praktis PDI Perjuangan kekurangan kader potensial.
"Ini dapat dilihat dari kemunculan orang-orang PDI Perjuangan yang tidak sebanding, seperti dengan Taufiq Kiemas, Sophan Sophian, Mbah Tardjo, dan lainnya," tuturnya. (Ferdinand Waskita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.