Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Buruh Internasional Setuju UMP Buruh Indonesia Ditingkatkan

Kompas.com - 11/12/2014, 19:31 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Guy Ryder menilai upah minimum provinsi (UMP) para buruh di berbagai daerah perlu ditingkatkan. Menurut Ryder, buruh merupakan tumpuan negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kendati demikian, menurut dia, peningkatan UMP tersebut harus disesuaikan dengan standar kehidupan di Indonesia.

"Saya katakan lagi bahwa kami setuju UMP mereka harus ditingkatkan, karena ini terkait dengan kesejahteraan dan kemakmuran buruh," kata Ryder di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (11/12/2014) usai pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla.

Menurut Ryder, masalah perburuhan ini sudah dibicarakan ILO dengan Wapres Jusuf Kalla. Pembicaraan juga menyangkut demo buruh yang digelar di beberapa wilayah belakangan ini.

Ryder mengatakan, hal yang penting dipikirkan adalah bagaimana mencegah gelombak demo buruh meluas. Untuk mengantisipasi hal itu, kata dia, pengusaha dan pegawainya harus berdialog secara terbuka dan mencari solusi penyelesaian masalah bersama. "Dan saya yakin ke depan tidak akan masalah yang sama," ucap dia.

Selain membahas masalah kesejahteraan buruh, dalam pertemuannya dengan Wapres, ILO membicarakan mengenai pelatihan keterampilan tenaga kerja Indonesia. Ia mengatakan, kerjasama ILO dengan Indonesia selama ini cukup baik. "Kami membicarakan bagaimana Indonesia bisa berperan dalam hal ini dan saya yakin Indonesia akan ikut peran serta," ucapnya.

Dalam pertemuan tadi, Ryder menyampaikan bahwa Wapres Kalla menyambut masukan ILO secara terbuka. Ia pun meyakini permasalahan buruh di Indonesia bisa diselesaikan.

Sebelumnya para buruh turun ke jalan untuk menuntut kenaikan UMP. Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri berjanji pemerintah akan berupaya sebaik mungkin untuk memperbaiki sistem pengupahan buruh. (Baca juga: Riset: Makin Tinggi Upah Minimum Buruh, Ketimpangan Malah Semakin Tinggi).

Menurut Hanif, semua opsi terkait upah buruh ini tengah dipertimbangkan, termasuk kemungkinan menaikkan upah secara bertahap. "Opsinya sedang terus kami cari melalui proses dialog dengan berbagai pihak, dari kalangan dunia usaha maupun serikat pekerja," ujar Hanif.

Hanya saja, Hanif juga mengungkapkan bahwa kajian soal upah ini tidak bisa diputuskan secara terburu-buru. Dia belum bisa memastikan keputusan itu akan dibuat dan bagaimana sistem pengubahan buruh yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com