Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Jadi Jaksa Agung, Ini Jawaban Prasetyo

Kompas.com - 20/11/2014, 17:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Sejumlah pihak mengkritik keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Kritikan itu muncul lantaran Prasetyo berlatar belakang politisi Partai Nasdem.

Penunjukan tersebut dinilai sebagai praktik transaksional antara Jokowi dan parpol pendukung. Presiden Jokowi sempat bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk membicarakan pengangkatan Prasetyo. (Baca: Politisi Gerindra: Jokowi Tunjuk Prasetyo Jadi Jaksa Agung untuk Amankan Kepentingan Politiknya)

Apa komentar Prasetyo atas kritikan tersebut?

"Orang boleh saja menduga, tetapi rasanya kan semua tahu siapa Surya Paloh. Track record-nya seperti apa. Beliau tidak mungkin sembarangan," kata Prasetyo seusai dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Prasetyo mengaku sudah keluar dari keanggotaan Partai Nasdem pada pukul 11.00 WIB tadi, setelah diberi informasi pihak Istana terkait pengangkatannya sebagai Jaksa Agung. (Baca: Prasetyo Keluar dari Nasdem Pukul 11.00, Dilantik sebagai Jaksa Agung Pukul 15.30)

Mantan Jaksa Agung Muda Pidana Umum itu mengaku tak bisa memberikan pembelaan atas tuduhan miring banyak orang terhadap dirinya. (Baca: "Apa Prestasi Prasetyo Selama Jabat JAM Pidum?")

"Biar nanti orang membuktikan. Saya akan menyelesaikan tugas dengan khusnul khotimah. Saya tidak bisa memberikannya sekarang. Tetapi, saya katakan tadi begitu bangsa memanggil kita, segala kepentingan lain, pribadi, golongan, dan yang lainnya kita tinggalkan," imbuh Prasetyo.

Pencalonan Prasetyo ini sempat mendapat kritik dari Indonesia Corruption Watch (ICW). Prasetyo dianggap sebagai calon "titipan" partai. Prasetyo juga dianggap tak memiliki prestasi besar selama berada di Korps Adhyaksa. (Baca: Prasetyo Jadi Jaksa Agung, Komitmen Penegakan Hukum Jokowi Dipertanyakan)

Pihak Istana mengakui bahwa sebelum menunjuk HM Prasetyo, Jokowi bertemu dengan Surya Paloh pada Rabu (19/11/2014).

"Ya (bertemu), diminta jaminan bahwa calon itu keluar dari Nasdem. Independen begitu jadi jaksa agung. Kalau tidak bisa melakukan itu, dimungkinkan pergantian segera, (itu) kata Presiden," ujar Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Saat itu, kata Andi, Surya Paloh menyanggupi hal tersebut. Surya bahkan meminta agar persyaratan itu ditegaskan kepada HM Prasetyo yang merupakan anggota DPR dari Fraksi Partai Nasdem untuk periode 2014-2019. (Baca: Kepada Surya Paloh, Jokowi Minta Calon Jaksa Agung Prasetyo Keluar dari Nasdem atau...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com