Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Alasan Suryadharma Anggap Muktamar PPP di Surabaya Tidak Sah?

Kompas.com - 21/10/2014, 19:46 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Suryadharma Ali mengatakan, Muktamar VIII PPP di Surabaya yang diselenggarakan kubu Romahurmuziy pada 15 Oktober lalu ilegal dan tidak sah. Menurut dia, Muktamar Surabaya melanggar ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP.

"Majelis Syariah dan Mahkamah PPP telah menentukan, muktamar yang dilakukan di Surabaya tidak sah dan ilegal," ujar Suryadharma, saat ditemui di sela-sela rapat PPP yang dihadiri Ketua Majelis Syariah Maimun Zubair di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Selasa (21/10/2014).

Ia menyebutkan, ada tiga pelanggaran terhadap ketentuan AD/ART yang menyebabkan pelaksanaan muktamar tidak sah. Pertama, kata Suryadharma, kewenangan untuk menyelenggarakan muktamar dimiliki oleh ketua umum yang sah. Menurut dia, administrator dan pembantu ketua umum tidak dapat menyelenggarakan muktamar, seperti yang terjadi di Surabaya.

Kedua, menurut dia, waktu pelaksanaan muktamar ditentukan selambatnya setahun setelah pembentukan pemerintahan baru. Pelaksanaan muktamar pada 15 Oktober dinilai telah menyalahi aturan karena presiden dilantik pada 20 Oktober. Ketiga, kubu Romahurmuziy yang menggelar muktamar di Surabaya disebut tidak memiliki izin dari Polri dan Polda Jatim.

Rencananya, kubu Suryadharma yang terdiri dari Majelis Syariah, Mahkamah Partai, dan 25 DPW akan menggelar Muktamar VIII PPP di Jakarta pada 30 Oktober mendatang. Semua anggota partai, termasuk yang sudah mengikuti muktamar di Surabaya, juga diundang dalam muktamar tersebut.

Pekan lalu, PPP menyelenggarakan Muktamar VIII di Surabaya. Selain memilih Romahurmuziy sebagai ketua umum, muktamar yang diikuti 844 peserta tersebut juga merekomendasikan agar PPP menopang pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Lebih dari Rp 50 Miliar

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Lebih dari Rp 50 Miliar

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Nasional
KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com