Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pelantikan Jokowi, Akan Banyak "Drone" yang Beterbangan

Kompas.com - 14/10/2014, 19:52 WIB
Fikria Hidayat

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Akan banyak drone atau pesawat tanpa awak yang beterbangan di langit Jakarta, khususnya di kawasan Monas, pada Senin (20/10/2014), seusai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Selain diterbangkan oleh awak media massa yang meliput jalannya "pesta rakyat" menyambut presiden baru, aparat berwenang seperti dari Polda Metro Jaya juga diperkirakan bakal menurunkan "pasukan" drone-nya.

Adapun Kompas.com akan menurunkan tiga unit drone untuk memotret secara real time rencana karnaval atau arak-arakan Jokowi-Kalla seusai dilantik dari Gedung DPR menuju Monas untuk menghadiri konser musik yang diramaikan grup Slank.

Mendokumentasikan momentum kehadiran Jokowi-JK di tengah lautan manusia yang direncanakan mencapai 100.000 orang adalah salah satu tujuannya. 

Sebelumnya, tidak ada masalah saat memotret Jokowi menggunakan drone, seperti ketika memotret Jokowi dalam Konser Salam Dua Jari di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (5/7/2014) lalu. Tentu akan lain aturannya jika memotret Jokowi yang sudah resmi menjadi Presiden RI.

Peneliti dari Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Ignatius Haryanto, mengatakan, paling tidak Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) akan waspada dengan munculnya drone di sekitar Jokowi.

"Mereka (Paspampres) akan alert, kemungkinan ada larangan, tapi bisa dinegosiasikan," kata Ignatius Haryanto kepada Kompas.com.

Menurut dia, negosiasi bisa dilakukan karena Indonesia belum memiliki regulasi khusus terkait penggunaan drone baik di bidang jurnalistik maupun pribadi. Penggunaan drone di bidang jurnalistik bisa mengacu pada Undang-Undang tentang Pers, yang mengatur kebebasan menyampaikan informasi untuk kepentingan publik.

Namun, esensi dari penggunaan teknologi ini untuk media paling penting, menurut dia, yaitu jangan sampai merugikan publik.

"Perhatikan sisi keamanan, banyak drone yang terbang, lalu saling bersaing (menangkap momen), takutnya tabrakan. Tentu berbahaya dan merugikan publik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com