Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Senior PPP Klaim Mayoritas DPW Sepakat Suryadharma Ali Diganti

Kompas.com - 22/08/2014, 18:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Para politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tergabung dalam Forum Penyelamat PPP mengklaim mayoritas pengurus wilayah sepakat mengadakan muktamar untuk memilih ketua umum baru pada tahun ini. Setidaknya sudah ada 27 dewan pimpinan wilayah (DPW) PPP yang akan bermanuver mulai pekan depan untuk mendorong pelaksanaan muktamar itu.

"Pengurus wilayah itu sebenarnya gerah dengan kondisi DPP sekarang. Mereka pun bertanya-tanya, kenapa DPP tidak juga melakukan persiapan panitia muktamar. Setidaknya dua per tiga pengurus wilayah yang terdiri dari 27 DPW dan 200 pengurus cabang akan bergerak mulai satu minggu ke depan (untuk mendorong muktamar)," ujar anggota Majelis Pertimbangan PPP, Ubaidillah Murod, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (22/8/2014).

Ubaidillah mengatakan, para pengurus wilayah yang mendesak penyelenggaraan muktamar itu paling banyak berasal dari Jawa dan Banten. Suara di dua wilayah itu, kata dia, bulat mendukung pelaksanaan muktamar 2014 ini. Selain didukung wilayah, wacana pelaksanaan muktamar tahun ini juga didukung oleh mantan Ketua Umum PPP, Hamzah Haz.

Menurut Ubaidillah, muktamar harus diselenggarakan tahun ini juga karena Musyawarah Kerja Nasional III PPP sudah mengamanatkan pergantian posisi ketua umum dilakukan satu bulan setelah pelaksanaan pemilu presiden. Artinya, muktamar PPP seharusnya dilakukan pada 9 Agustus lalu.

"Dengan adanya muktamar itu, arah politik PPP juga bisa berubah. Nanti PPP akan diisi oleh manusia-manusia baru yang lebih bersih dan amanah," ujarnya.

Selain karena perintah Mukernas III, kata Ubaidillah, dorongan pergantian Suryadharma juga dipicu oleh status mantan Menteri Agama itu sebagai tersangka dalam kasus korupsi penyelenggaraan haji. Di bawah kepemimpinan Suryadharma, kata dia, PPP juga semakin tidak populer.

"Kalau tidak ada perubahan, PPP akan semakin lenyap dari percaturan politik di Indonesia. Padahal, partai ini partai besar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com