Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta SBY Kurangi Subsidi BBM

Kompas.com - 17/08/2014, 13:38 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.COM - Presiden terpilih Joko Widodo mengaku keberatan dengan alokasi subsidi yang dicantumkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Menurut Jokowi, peningkatan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai Rp 44,6 triliun terlalu besar dan seharusnya dialihkan untuk anggaran pembangunan.

"Anggaran pembangunan sangat kecil. Yang diharapkan kan anggaran pembangunan semakin besar, bukan biaya rutin atau anggaran subsidi yang makin besar," ujar Jokowo usai menghadiri upacara HUT ke-69 RI di Istana Merdeka, Minggu (17/8/2014).

Jokowi menuturkan, apabila subsidi terlalu besar, maka ruang fiskal menjadi lebih sempit. Namun, apabila anggran subsidi ditekan, Jokowi mengatakan akan ada ruang fiskal lebih besar.

Ruang fiskal tersebut bermanfaat untuk memberikan ruang bagi pemerintahan baru menempatkan program-program prioritasnya. Jokowi mencontohkan anggaran PLN untuk BBM bisa ditekan dengan mengganti dengan batu bara. "Ini bisa efisiensikan Rp 60-70 triliun," kata dia.

Dengan kondisi itu, Jokowi meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa memperbaiki RAPBN 2015 dengan menekan angka subsidi BBM. Jokowi pun menyiratkan keengganannya dibebankan pemerintahan SBY untuk sepenuhnya memutuskan soal subsidi BBM.

"Hehehe...., ya kalau bisa bagi-bagi lebih baik," kata Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Belanja negara dalam RAPBN 2015 naik menjadi Rp 2.019,9 triliun. Kenaikan tersebut merupakan dampak dari lonjakan alokasi subsidi BBM dan dana transfer daerah. "Subsidi BBM meningkat karena adanya carry over sebesar Rp 44,6 triliun," kata Menteri Keuangan Chatib Basri, Jumat (15/8/2014).

"Jadi, meskipun subsidi listrik turun, implikasinya besar di subsidi BBM," kata dia dalam konferensi pers pokok-pokok kebijakan fiskal dan postur RAPBN 2015.

Angka belanja negara dalam RAPBN 2015 yang diproyeksikan mencapai Rp 2.019,9 triliun ini lebih tinggi daripada pagu dalam APBN-P 2014, yang mencantumkan belanja senilai Rp 1.876,8 triliun. Selisih belanja di antara kedua pagu adalah Rp 143,1 triliun.

Dalam RAPBN 2015, pagu untuk belanja subsidi energi adalah Rp 291,1 triliun atau meningkat dari alokasi APBN-P 2014 sebesar Rp 246,5 triliun. Adapun subsidi listrik tercatat turun, dari Rp 103,8 triliun dalam APBN-P 2014 menjadi Rp 72,4 triliun dalam RAPBN 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com