"Tiga oknum aparat yang tertangkap adalah pemain lama dann mereka cukup dikenal dan ditakuti di bandara," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto melalui pesan singkat, Sabtu (26/7/2014).
Sidak berlangsung di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Sejak Jumat (25/7/2014) tengah malam hingga Sabtu dini hari tadi. Sidak dilakukan berkaitan dengan pelayanan kepulangan TKI. Dalam sidak tersebut diamankan 18 orang untuk diperiksa lebih lanjut. Sebanyak dua dari 18 orang yang diamankan tersebut merupakan petugas Kepolisian. Sementara satu orang lainnya adalah anggota TNI Angkatan Darat. Sisanya adalah calo dan preman yang biasa beroperasi di Bandara.
Tim juga mengamankan seorang warga negara asing (WNA) yang diduga sebagai korban pemerasan. Diduga, preman dan calo yang diamankan dalam sidak tersebut bekerja di bawah koordinasi oknum aparat yang ditangkap itu.
Menurut Bambang, kini pihak yang diamankan tersebut masih diperiksa secara intensif dibawah koordinasi Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen (Pol) Suhardi Alius. Seusai sidak, Suhardi mengatakan bahwa pihaknya menduga ada oknum bandara yang ikut bermain. Menurut hasil pemeriksaan sementara, kata Suhardi, petugas kepolisian yang diamankan dalam sidak kali ini mengaku pernah bertugas di Soekarno-Hatta.
"Oleh karena itu, dia punya akses seolah kenal sehingga bisa keluar masuk," ucapnya.
Dia juga menduga ada jaringan yang membawahi oknum tersebut. "Kita akan lacak lagi, kita perkirakan tidak berdiri sendiri. Jaringannya akan kita ungkap sehingga tuntas," ujarnya.
Ketua KPK Abraham Samad mengatakan akan mengusut kemungkinan adanya keterlibatan oknum Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dalam pemerasan terhadap tenaga kerja Indonesia. Berdasarkan hasil pemantauan KPK sebelum pelaksanaan sidak, ditemukan indikasi keterlibatan aparat bersama-sama dengan oknum BNP2TKI, porter, cleaning service, dan petugas bandara dalam mengarahkan TKI kepada calo/preman untuk proses kepulangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.