Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Rujukan Prabowo-Hatta, Ini Cara PKS Olah Data "Real Count"

Kompas.com - 13/07/2014, 17:09 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai yang ditunjuk mitra Koalisi Merah Putih untuk mengumpulkan data perolehan suara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat Pemilu Presiden 2014.

Bagaimanakah data tersebut dikumpulkan dan diolah hingga masyarakat mengetahui perbandingan persentase perolehan suara masing-masing pasangan capres dan cawapres?

Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho menjelaskan, proses pengumpulan data suara yang dilakukan saksi PKS berbasis pada data yang tertera di dalam formulir C1.

Formulir C1 merupakan sebuah lembaran penting yang berisi data jumlah pemilih yang terdaftar di tempat pemungutan suara (TPS), jumlah surat suara yang dikirimkan ke TPS, jumlah surat suara baik yang baik maupun yang rusak, surat suara yang digunakan, serta surat suara yang sah dan tidak sah.

Formulir C1 juga mencatat perolehan suara masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden yang diperoleh dalam TPS. Untuk mengamankan data C1 tersebut, PKS menyebar lebih dari satu juta saksi untuk mengamankan TPS yang ada.

Untuk diketahui, jumlah TPS yang ada pada Pilpres 2014 ini sebanyak 479.183 TPS, terdiri atas 478.685 TPS dalam negeri dan 498 TPS di 130 perwakilan negara Indonesia di luar negeri.

Menurut Taufik, tidak seluruh TPS di dalam negeri yang diamankan oleh saksi dari PKS itu. "Hanya sekitar 98 persen TPS yang kami amankan. Sisanya tidak karena ada kendala lokasi, seperti di daerah Papua sana sehingga tidak bisa kami pantau," kata Taufik saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/7/2014).

Setelah diperoleh, ia melanjutkan, data tersebut kemudian dikumpulkan ke Pusat Tabulasi Nasional Prabowo-Hatta. Data tersebut lantas diolah dengan menggunakan sistem yang dimiliki, baik secara manual maupun dengan teknologi informasi.

Kendati demikian, Taufik enggan membeberkan teknologi apa yang digunakan untuk pengolahan data tersebut, termasuk bagaimana sistem pembagian data sehingga diperoleh persentase yang menggambarkan posisi suara masing-masing pasangan.

"Yang jelas, sistem berbasis teknologi itu dibantu dengan input manual," ujarnya. Taufik mengklaim partainya memiliki data otentik yang nantinya dapat dibuktikan jika terjadi perbedaan penghitungan suara dengan Komisi Pemilihan Umum.

Data tersebut akan menjadi bukti jika nantinya Koalisi Merah Putih mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi untuk menggugat putusan KPU yang dinilai janggal. "Pilpres kali ini kemungkinan keras, ada kemungkinan penggugatan ke MK. Kami punya semua data C1, setiap TPS kita punya datanya," ujarnya.

Baca juga: PKS Hentikan Publikasi "Real Count" Prabowo-Hatta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

Nasional
Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Nasional
Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Nasional
Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Nasional
KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

Nasional
Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Nasional
Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya 'Ratu Preman' Lho...

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya "Ratu Preman" Lho...

Nasional
Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com