Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Modus Politik Uang pada Pilpres Berbeda dari Pileg

Kompas.com - 07/07/2014, 17:54 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menengarai ada perbedaan modus dan strategi praktik politik uang pada pemilu presiden dibanding pemilu legislatif beberapa waktu lalu. Perbedaan itu terletak pada aktor yang berperan dalam melakukan praktik politik uang.

"Praktik politik uang tetap terjadi, walaupun secara modus dan strategi bergeser," ujar peneliti ICW, Abdullah Dahlan, saat menggelar jumpa pers di Kantor ICW, Jakarta Selatan, Senin (7/7/2014).

Abdullah mengatakan, pada saat pileg, aktor yang cenderung berperan dalam melakukan politik uang adalah para calon legislatif langsung. Mereka melakukan aksi politik uang secara langsung kepada masyarakat di daerah pemilihannya karena memperjuangkan perolehan suaranya sendiri.

Adapun pada saat pilpres, kata Abdullah, yang melakukan politik uang adalah tim tertentu. Tim ini biasanya bukan bagian resmi dari tim sukses pemenangan kandidat.

"Pengawas harus mengawasi pihak-pihak yang melakukan politik uang yang tidak terdaftar secara resmi ini," kata Abdullah.

Peneliti lain dari ICW, Donald Fariz, mengatakan bahwa praktik politik uang pada pilpres tidak dilakukan pada saat masa kampanye sedang berlangsung. Prakti itu justru akan terjadi pada saat masa tenang hingga menjelang saat pencoblosan.

"Kecenderungan (politik uang) pada masa kampanye cenderung menurun. Kami mencurigai ini hanya taktik. Potensi puncaknya terjadi di masa tenang," ujar Fariz.

ICW bersama jaringan aktivis antikorupsi telah melakukan pemantauan di 14 provinsi dan menemukan setidaknya ada enam pelanggaran dan kecurangan yang mungkin terjadi pada saat Pilpres 2014. Potensi yang mungkin terjadi antara lain penyalahgunaan jabatan dan fasilitas negara, politik uang pada hari tenang dan hari pemungutan suara kepada pemilih, politik uang penyelenggara pemilu dan tidak netralnya penyelenggara pemilu, penyalahgunaan surat suara tak terpakai, kecurangan saat tahapan rekapitulasi suara, serta manipulasi dana kampanye.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com