JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah sempat tidak memenuhi panggilan Badan Reserse Kriminal Polri sebagai saksi, redaktur tabloid Obor Rakyat akhirnya muncul di hadapan publik. Seusai diperiksa, Darmawan membeberkan alasan mengapa pemberitaan Obor Rakyat begitu provokatif.
"Ini kan media baru, harus bersaing dengan yang sudah lama," ujar Darmawan di Bareskrim, Jakarta, Rabu (2/7/2014).
Darmawan mengaku memegang teguh ucapan raja media Rupert Murdoch yang mengatakan bahwa koran harus provokatif. Oleh karena itu, imbuhnya, Obor Rakyat kerap memberitakan sesuatu yang kontroversial seperti isu SARA.
"Soal SARA itu kan ada sesuatu yang harus dipahami. Perbedaan itu wajar aja, real ada. Jadi, bicarakan SARA menurut saya hal biasa saja," kata Darmawan.
Darmawan kemudian mengungkit rezim Orde Baru ketika isu SARA begitu tabu untuk diungkit. Ia menambahkan, saat ini kebebasan pengungkapan fakta telah dijunjung tinggi.
"Tabu SARA itu kan peninggalan Orde Baru. Kita boleh bicarakan SARA asal kontekstual dan proporsional," pungkas Darmawan.
"Kalau PDI Perjuangan yang kita tahu proses pendiriannya dari partai Kristen, ya hal yang wajar saja, seperti kita sebut PKS partai Islam. Hal seperti itu tidak usah jadi tabu," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.