"Revolusi Mental adalah solusi mengakar atas rendahnya SDM Indonesia sehingga dengan mudah Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia dan Singapura. Revolusi Mental ala Jokowi adalah membangun manusia yang berkepribadian Indonesia: Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berperikemanusiaan; memilliki tradisi musyawarah mufakat; bergotong royong dan selalu memperjuangkan terwujudnya keadilan sosial," kata Hasto, Rabu (2/7/2014) pagi.
Hasto mencontohkan, bentuk konkret revolusi mental adalah menempatkan guru sebagai salah satu tiang negara. Guru, menurut dia, akan mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan kualitas didiknya demi tugas mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Pada saat bersamaan kesejahteraan Guru juga akan ditingkatkan," ujar Hasto.
Dengan revolusi mental pula, lanjut Hasto, penerimaan negara akan meningkat karena patriotisme aparat negara yang mengharamkan korupsi. Imbasnya, penerimaan negara yang meningkat bisa digunakan untuk menaikkan gaji PNS.
"PNS sejahtera karena penyelamatan kekayaan negara dari pencurian, mafia impor daging, mafia minyak dan ilegal loging," tambahnya.
Revolusi mental, kata Hasto, memerlukan pemimpin yang bersih untuk melaksanakannya.
"Revolusi mental diciptakan melalui pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Suatu program yang tidak mungkin dilaksanakan oleh Koalisi Prabowo Hatta yang sarat dengan gerbong partai yang di dalamnya banyak tersandera kasus korupsi," ujarnya.
"Dengan demikian revolusi mental adalah cara mengejar ketertinggalan Indonesia dengan Malaysia dan Singapura," kata Hasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.