Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Timses Jokowi soal Sumber Anggaran Kartu Indonesia Sehat

Kompas.com - 19/06/2014, 19:37 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Penggalangan Pemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Rieke Diah Pitaloka, menjelaskan sumber anggaran yang akan digunakan nantinya untuk merealisasikan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Rieke menawarkan dua opsi untuk memperoleh anggaran dana kesehatan yang digunakan untuk KIS.

"Dari mana sumber dana kesehatan, kami tawarkan dua opsi. Ini opsinya sangat sederhana," ujar Rieke, saat menggelar jumpa pers di Kantor Media Center JKW4P, Jalan Cemara No 19, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2014).

Rieke menuturkan, opsi yang pertama ialah dengan mengalihkan bahan bakar minyak ke gas tanpa perlu menaikkan harga BBM itu sendiri serta melakukan penghematan listrik. Jika hal tersebut dilakukan, kata dia, sebetulnya sudah ada penghematan sebesar Rp 70 triliun.

"Para pakar tim Jokowi-JK kita sudah membedah kira-kira kemungkinan anggaran ini kalau tidak mau mengganggu yang ada sekarang, maka kami tawarkan dalam pengalihan BBM ke gas, dan penghematan listrik tahun depan, tanpa perlu menaikkan BBM," ujar Rieke.

Opsi yang kedua, lanjut dia, dengan menaikkan tax ratio dari 12 persen menjadi 14 persen. Menurut dia, dengan menaikkan 2 persen pajak yang dihasilkan dari seluruh barang dan jasa yang dihasikan di dalam negeri, akan ada sumber penerimaan baru dalam APBN sebesar Rp 150 triliun.

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 yang mengamanatkan anggaran kesehatan sebesar 5 persen dari APBN, kata Rieke, pemasukan dana baru dari salah satu opsi tersebut sudah dapat terpenuhi untuk menutupi anggaran dana kesehatan.

Menurut hitungan Rieke, anggaran kesehatan yang dibutuhkan ialah sebesar Rp 95 triliun. Rieke optimistis dapat merealisasikan dua opsi tersebut jika nanti Jokowi-JK terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Dia dan timnya akan terus berjuang untuk mewujudkan hal itu.

"Kami sedang merumuskan kenaikan tax ratio ini menjadi 14 persen sehingga ada pemasukan negara baru sebesar Rp 150 triliun. Kami sangat optimistis bisa melakukan itu," ujar Rieke.

Rieke juga menantang pihak lain untuk berdebat secara langsung jika menganggap rencana program Kartu Indonesia Sehat adalah kebohongan publik. Namun, dia menginginkan perdebatan yang tidak menyebar fitnah, argumentasi kosong, dan tanpa berdasar data dan fakta.

"Mari masa kampanye ini kita gunakan untuk berdebat berdasarkan data dan fakta di lapangan serta berdasar UU yang berlaku, dan paling utama berdasarkan konstitusi," pungkas Rieke.

Sebelumnya, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Nurul Arifin, melontarkan kritik untuk calon presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penampilannya dalam debat capres yang berlangsung pada Minggu (15/6/2014) malam. Nurul mengatakan, sepanjang debat, Jokowi hanya sibuk pencitraan dan mengusung program yang tak jelas.

Nurul menjelaskan, selain sibuk dengan pencitraan, Jokowi juga membohongi publik dengan mengusung program Kartu Indonesia Sehat. Pasalnya, program unggulan Jokowi itu telah dijamin dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). 

"Kartu sehat itu kebohongan besar Jokowi karena sudah jadi dalam bentuk BPJS. Kok tega-teganya membajak karya parlemen dan pemerintah?" kata Nurul pada Minggu malam.

Nurul yang juga anggota Komisi II DPR itu menegaskan, negara saat ini telah menanggung biaya kesehatan rakyat miskin. Dengan begitu, ia menganggap program Kartu Indonesia Sehat yang dibanggakan Jokowi menjadi tak relevan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com