"Saya tidak ingin menuduh siapa pun. Bisa saja ada pihak ketiga yang ingin mengadu domba kedua pihak. Tapi dari dua kasus terakhir jelas yang dirugikan itu pasangan Prabowo-Hatta," ujar Hidayat saat ditemui di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Dua kasus yang dimaksud Hidayat adalah tudingan terkait instruksi untuk memata-matai masjid dan pengerahan Babinsa untuk memilih pasangan Prabowo-Hatta. Lebih lanjut Hidayat meminta jaminan kepada Panglima TNI dan Menteri Pertahanan tentang netralitas TNI.
"Saya menegaskan kalau TNI dan Polri harus benar-benar netral. Kalau tidak itu akan mencederai legitimasi pilpres yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi beberapa masalah pertahanan ke depan. Seperti masalah Tanjung Datuk dan ASEAN Community, " katanya lagi.
Selain itu Hidayat kembali menegaskan bahwa tim Prabowo-Hatta tidak memiliki program untuk mengerahkan Babinsa. "Bagaimana caranya Prabowo yang sudah tidak aktif di militer bisa memerintahkan itu? TNI itu kan jalur komandonya sangat ketat," tandasnya.
Untuk menghindari saling tuduh dan curiga, Hidayat berharap masyarakat yang menemukan kejadian serupa merekam dan melaporkan Babinsa mendatangi mereka agar bisa ditindaklanjuti oleh Bawaslu dan Kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.