Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formappi: DPR Diisi Pengusaha Rawan Korupsi

Kompas.com - 05/06/2014, 15:30 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang khawatir caleg yang berlatar belakang pengusaha akan memunculkan risiko politik transaksional ataupun korupsi di DPR.

"Saya khawatir, mereka (caleg pengusaha) akan mengumpulkan pundi-pundi yang sudah mereka keluarkan saat pemilu," kata Sebastian di Kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis (5/6/2014).

Selain itu, Sebastian pun meragukan kinerja para pengusaha di parlemen. Ia beralasan, pengusaha tidak setiap waktu datang ke kantor atau tempat usahanya.

"Bagaimana caranya, dengan latar belakang pengusaha, bisa rapat dari pagi sampai malam. Kami meragukan mereka sangat serius," keluh Sebastian.

Menurut catatan Formappi, sebesar 243 (43,4 persen) caleg terpilih merupakan petahana dan 317 (56,6 persen) caleg baru. Dari seluruh caleg baru, sebesar 41,27 persen atau 163 caleg terpilih berlatar belakang pekerjaan sebagai pengusaha. Sementara itu, 24,3 persen politisi, 12,91 persen pejabat, 4,05 persen pensiunan/pegawai, 13,67 persen profesi khusus, dan 3,8 persen lain-lain.

Data yang digunakan Sebastian bersumber dari dokumen resmi KPU. Metodologi yang digunakan adalah dengan mengategorikan dalam dua jenis data, yakni generik dan non-generik. Khusus pekerjaan dibagi 6 jenis. Adapun sistematika penyajian dibagi 4, yakni Pengantar, Klasifikasi, Temuan-temuan dan Penjelasan, serta Catatan.

Sebastian sempat kaget dengan jumlah pengusaha yang masuk parlemen kali ini. "Prediksi saya, incumbent akan mendominasi, tetapi ternyata caleg baru yang pekerjaannya pengusaha," kata Sebastian

Sebastian mengatakan, caleg incumbent memiliki peluang lebih besar memenangkan pemilu karena berpengalaman dan memiliki elektabilitas di dapilnya. Ia pun menyimpulkan, hanya orang-orang yang memiliki uang dalam jumlah besar yang mampu mengalahkan caleg incumbent.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com