"Perempuan dianggap harus dilindungi secara efektif dan masuk kelompok rentan dan marjinal, bukan subyek yang punya kemandirian. Disamakan dengan masalah pemuda dan masalah sosial," kata Ita dalam diskusi di Jakarta, Minggu (1/6/2014).
Ita pun menyesalkan isu perempuan tidak ditempatkan dalam kategori khusus. Dalam visi misi tersebut, perlindungan terhadap perempuan dan anak berada dalam kategori upaya meningkatkan kualitas pembangunan. "Masa isu perempuan dimasukkan kategori sosial, agama, dan olahraga? Bukannya jadi elemen penting dalam proses pembangunan," katanya.
Menurut Ita, visi misi tersebut tidak menunjukkan perempuan sebagai sosok yang mandiri dan berdaulat. Dengan pemikiran seperti itu, lanjut dia, perempuan akan mudah menjadi obyek kekerasan. "Saya sangat prihatin karena nanti perempuan akan jadi bagian pembangunan dan politik maskulinitas yang sangat kental di sini," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.