Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Pecah dan Suryadharma Ali Jadi Tersangka KPK, Prabowo-Hatta Harus Waspada

Kompas.com - 23/05/2014, 06:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden dari poros Partai Gerindra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, harus mewaspadai ketidaksolidan tim pemenangannya.

Selain perpecahan internal Partai Golkar, penetapan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali sebagai tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi juga harus diwaspadai. Konsentrasi dukungan dari PPP dikhawatirkan bakal berkurang karena perkembangan ini.

"Setelah ketua umumnya menjadi tersangka, PPP tentu akan disibukkan dengan konsolidasi internal. Hal ini bisa memecah konsentrasi mesin partai itu dalam memenangkan Prabowo-Hatta," ujar pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting, Djayadi Hanan, saat dihubungi, Kamis (22/5/2014).

Status baru yang kini disandang Suryadharma, imbuh Djayadi, juga bisa menimbulkan friksi di tubuh partai berlambang Kabah itu. Apalagi, ujar dia, dukungan PPP kepada Prabowo pun selama ini belum terlalu solid, terkait drama yang mendahului keputusan partai ini bergabung ke poros Partai Gerindra.

"Bisa jadi momen saat ini dimanfaatkan orang-orang yang tadinya tidak cocok dengan SDA dalam konteks dukungan terhadap Prabowo, melihat peluang baik secara diam-diam dan terbuka, mengemukakan dukungan mereka ke calon lain," papar Djayadi. Karenanya, dia berpendapat, soliditas dukungan PPP kepada pasangan Prabowo-Hatta tak bisa lagi diharapkan.

Situasi terkait PPP tersebut, menurut Djayadi, semakin tidak menguntungkan bagi Prabowo-Hatta bila disandingkan dengan fakta perpecahan internal Partai Golkar. Seperti diberitakan, beberapa kader Partai Golkar menyatakan memilih mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Menurut Djayadi, goyahnya mesin partai PPP dan Partai Golkar akan langsung berdampak pada upaya pemenangan Prabowo-Hatta di Jawa Barat dan Banten. Pasalnya, selama ini kedua partai itu cukup menguasai beberapa wilayah di kedua provinsi tersebut.

PPP, sebut Djayadi, menguasai hampir seluruh wilayah Bogor, Tasikmalaya, dan Cianjur. Sementara itu, Golkar menguasai beberapa wilayah di Jawa Barat dan Banten. "Padahal, medan pertarungan selama ini ada di Jawa Barat dan Banten. PPP dan Golkar sedang tidak solid, Prabowo harus waspada dan mengantisipasi ini," ujar dia.

Pasangan Prabowo-Hatta diusung poros Partai Gerindra yang menggabungkan kekuatan enam partai. Selain Gerindra, partai pengusung pasangan ini adalah Partai Amanat Nasional, PPP, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bulan Bintang, dan Partai Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com