"Dengan dipublikasikan siapa saja yang ada di daftar kabinet, maka masyarakat akan tahu bagaimana konsep calon pemimpin, dan wajah pemerintahan ke depan yang akan dipimpinnya," kata pengamat politik dan pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, Maulana Surya Kusuma, Rabu (21/5/2014) di Surabaya.
Maulana yakin, koalisi yang dibangun kedua pasangan bakal capres-cawapres itu tidak tanpa syarat. "Koalisi tanpa syarat dan tanpa bagi-bagi kursi itu tidak mungkin terjadi. Partai politik itu berorientasi kekuasaan. Jika tidak ada kesepakatan bagi-bagi kursi, itu sama saja memilih kucing dalam karung," tambahnya.
Selain bakal capres-cawapres, partai politik juga seharusnya secara transparan menyodorkan kepada publik, siapa nama-nama orang yang ditawarkan kepada bakal calon presiden untuk menjadi menteri.
Tanpa transparansi, kata Maulana, rakyat tidak akan mendapat pendidikan politik yang baik. "Seharusnya ada negosiasi, partai menyodorkan visi mereka apa, dan orang yang bisa menjalankan visi itu di kabinet. Jika diterapkan, ini sistem yang baik bagi pembangunan pendidikan politik bangsa Indonesia," cetusnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.