Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpecah, Akbar Bantah Golkar Mainkan Strategi Dua Kaki

Kompas.com - 21/05/2014, 14:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Dukungan Partai Golkar terpecah dengan adanya pencalonan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Padahal, secara formal, partai berlambang pohon beringin ini menyatakan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai, kondisi itu sangat tidak menguntungkan partainya. Akbar menyebutkan posisi Golkar saat ini mirip dengan keadaan saat Pemilihan Presiden 2004 lalu. Ketika itu, dukungan di partai itu terpecah menjadi dua kelompok, yakni pendukung Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan pendukung Wiranto-Salahudin Wahid.

"Tentu saja kondisi itu sangat tidak menguntungkan, menjadi terpecah-pecah seperti sekarang. Pengalaman yang lalu itu sangat tidak mengenakkan," ujar Akbar saat dijumpai di kediamannya di Jakarta, Rabu (20/5/2014).

Dia menjelaskan, semua kader Partai Golkar seharusnya taat pada keputusan yang diambil partai, meskipun Akbar mengakui posisi Golkar yang sudah tak punya pilihan lain, kecuali bergabung ke Prabowo-Hatta, itu adalah buah dari sikap Aburizal yang tak mau mendengarkan sarannya agar pemilihan calon presiden atau wakil presiden dilakukan secara demokratis dan transparan.

"Walaupun saya mengkritik, saya akan tetap patuhi aturan partai kalau sudah diputuskan," ujar Akbar.

Pada Pemilu 2004 lalu, Akbar mengaku terpaksa mendatangi semua kader Golkar yang membelot menjadi pendukung SBY-JK. Saat itu, Akbar menuturkan dirinya mengajak agar kader-kader itu mau kembali mematuhi keputusan partai.

"Dan akhirnya, mereka tidak mau. Ya sudah, kalau sudah begitu, diberikan sanksi pemecatan. Saya harapkan, untuk kali ini, ada pengertian dari teman-teman sehingga tidak ada kejadian seperti itu lagi," ucap mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini.

Saat ditanyakan apakah kondisi saat ini adalah strategi Partai Golkar untuk bermain dua kaki agar tetap berada di pemerintahan siapa pun pasangan yang terpilih nantinya, Akbar membantahnya.

"Ini bukan strategi karena tidak menguntungkan. Saya tahu persis bagaimana posisi Golkar hingga keputusannya memberikan mandat kepada satu orang," kata Akbar.

Partai Golkar sudah menyatakan dukungannya secara formal untuk pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun, sejumlah kader muda hingga senior Golkar justru mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Mereka mengaku kecewa lantaran Partai Golkar tidak memberikan dukungan kepada kader asli Golkar, yakni Jusuf Kalla, dan justru mengalihkan dukungannya kepada kader partai lain. Mereka yang masuk dalam barisan pendukung Jokowi-JK di antaranya ialah Poempida Hidayatulloh, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar Indra J Pilliang, dan Ketua DPP Partai Golkar Agus Gumiwang. Poempida bahkan didapuk menjadi Juru Bicara Jusuf Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

Nasional
Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

Nasional
2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Nasional
Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Nasional
Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Nasional
Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Nasional
Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Nasional
Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

Nasional
Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Nasional
BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Nasional
Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Nasional
Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com