Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahkan Juru Bicara Golkar Belum Tahu Wacana Koalisi dengan Demokrat...

Kompas.com - 17/05/2014, 12:10 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Partai Golongan Karya, Tantowi Yahyo, mengaku belum tahu soal keputusan pembentukan poros baru partainya dengan Partai Demokrat, yang disebut bakal "mengawinkan" Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo.

"Semalam saya berbicara dengan Idrus (Idrus Marham, Sekjen Golkar, red), menurut beliau (koalisi dengan Demokrat) sulit untuk ketemunya. Banyak kendala," kata Tantowi di Jakarta, Sabtu (17/5/2014).

Sebagai juru bicara partai, Tantowi mengaku selalu tahu perkembangan terbaru di partainya. Karenanya, dia pun kaget saat politikus senior Golkar MS Hidayat menyatakan sudah ada keputusan koalisi dan memunculkan pasangan Aburizal-Pramono Edhie.

Anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan, wacana pembentukan poros baru itu datang dari Partai Demokrat. Kalaupun wacana itu terwujud, kata Tantowi, Partai Golkar harus mendapat posisi capres sesuai mandat rapat pimpinan nasional tahun 2012. Capres itu pun adalah Aburizal, merujuk mandat yang sama.

"Kalaupun (wacana ini memang) ada, akan dibahas di steering committe rapimnas. Kalau ini dianggap respresentatif bisa dimasukkan opsi besok," kata Tantowi. Seperti diberitakan sebelumnya, Partai Golkar dan Partai Demokrat disebut-sebut bakal membentuk poros baru untuk menghadapi Pemilu Presiden 2014.

Menurut Hidayat, keputusan koalisi itu dihasilkan oleh Tim 6 yang mencakup perwakilan kedua partai. Dari Golkar diwakili oleh MS Hidayat, Agung Laksono, dan Idrus Marham. Adapun wakil dari Partai Demokrat adalah Syarief Hasan, Jero Wacik, dan Edhie Baskoro Yudhoyono.

Pengamat berpendapat wacana koalisi Partai Golkar dan Partai Demokrat tersebut sebagai "kawin paksa" yang dilakukan semata atas nama harga diri dan bagian dari upaya memecah suara Pemilu Presiden 2014. (Baca: Ical-Pramono Edhie "Kawin Paksa" Demi Harga Diri juga "Kawin Paksa" dengan Golkar, Konvensi Demokrat Akan Jadi Bahan Olok-olok...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com