Meskipun menyadari perolehan suaranya di pemilu legislatif kecil, menurut dia, sah-sah saja PKPI turut menyumbang usul untuk pendamping Jokowi.
"Kita lihat cawapresnya siapa. Kita usulkan Mahfud. Kalau cawapres lain, tunggu dulu," ujar Nehemia seusai acara diskusi di Jakarta, Kamis (15/5/2014).
Menurut dia, penegakan hukum di Indonesia masih jauh dari berhasil. Nehemia mengatakan, PKPI meyakini Mahfud akan memberikan kekuatan hukum yang signifikan jika terpilih menjadi wakil presiden kelak.
Nehemia menilai baik calon lain yang kerap disebut akan dijodohkan dengan Jokowi. Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan pun dinilainya memiliki kinerja yang bagus.
Namun, peraturan dari Kementerian Dalam Negeri menyatakan, pejabat tinggi negara harus mengundurkan diri tujuh hari sebelum pendaftaran nama capres dan cawapres.
Sementara itu, Wakil Presiden RI periode 2004-2009 Jusuf Kalla disarankannya menjadi penasihat bangsa saja, mengingat kiprahnya dalam politik sudah cukup membuatnya "kenyang" meskipun berdasarkan berbagai survei, elektabilitas pasangan Jokowi-JK terbilang tinggi.
Terlebih lagi, kata Nehemia, JK adalah seorang pengusaha. "Kala terlalu ngotot, orang akan curiga ada apa di balik itu," ujarnya.
Sebagai upaya pemenangan Jokowi, PKPI akan mengerahkan massa di jaringan partai. Ia mengklaim PKPI memiliki basis yang mengakar kuat di TNI. "Kita ini kayak Golkarnya TNI. Jadi, otomatis jaringannya kita gerakkan," ujarnya.