Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudi Silalahi Tak Tahu Menantunya Terlibat Proyek Hambalang

Kompas.com - 14/04/2014, 19:09 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengaku tidak tahu menahu ada menantunya yang terlibat dalam proyek Hambalang. Menurut Sudi, ia kerap mengingatkan agar anak-anaknya tidak terjun ke dunia bisnis. Apalagi yang berkaitan dengn proyek yang menggunakan anggaran negara.

“Sejauh ini, yang setahu saya ya, anak-anak saya itu sudah saya brief jangan ada yang masuk ke wilayah bisnis, apalagi yang menggunakan anggaran negara. Itu sudah saya doktrin. Anak-anak saya setahu saya tidak. Saya tidak tahu kalau ada informasi begitu,” ujar Sudi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/4/2014).

Sebelumnya, dalam persidangan kasus Hambalang dengan terdakwa mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, terungkap bahwa ada orang yang mengaku sebagai menantu Mensesneg Sudi Silalahi meminta untuk bertemu panitia lelang. Orang itu juga meminta agar PT Pembangunan Perumahan dimenangkan dalam tender proyek Hambalang.

Menurut Sudi, fakta yang diungkapkan oleh tim asistensi Kementerian Pemuda dan Olahraga Paul Nelwan itu bisa saja tidak benar. Ia mengatakan, namanya juga pernah dikaitkan dengan proyek Hambalang. Ia mengaku tak tahu menahu soal proyek itu. Sudi mengatakan, menantunya memang ada yang berprofesi sebagai wiraswasta, tetap pada bisnis butik. Sudi memastikan tak ada urusannya menantunya itu dengan proyek kementerian.

“Mungkin malam ini saya akan panggil, kalau benar itu menantu saya. Tapi bisa jadi kan bukan menantu saya, he-he-he,” kata Sudi.

Menantu Sudi di Hambalang

Seperti diberitakan, anggota Tim Asistensi Kementerian Pemuda dan Olahraga Paul Nelwan mengaku pernah dihubungi seseorang yang mengaku sebagai menantu Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Negara. Orang tersebut, menurut Paul, meminta agar PT Pembangunan Perumahan dimenangkan dalam tender proyek Hambalang.

"Saya tidak tahu namanya siapa. Tapi iya, dia ngakunya anak menantu Pak Sudi Silalahi," ujar Paul saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang dengan terdakwa mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (14/4/2013).

Paul menjawab pertanyaan tim pengacara Andi yang mengkonfirmasikan keterangan Paul dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Dalam poin BAP yang dibacakan salah satu pengacara Andi tersebut, Paul mengaku pernah dihubungi seseorang yang mengaku sebagai menantu Sudi.

"Saya diberita tahu oleh pak Wafid (mantan Seskemenpora) bahwa ada menantu Pak Sudi yang mau datang, diminta untuk meloloskan PT PP," sambung Paul.

Pengusaha yang dekat dengan Wafid ini juga mengaku diminta mempertemukan pria yang mengaku sebagai menantu Sudi itu dengan ketua panitia lelang proyek Hambalang Wisler Manalu. Namun setelah dipertemukan, lanjut Paul, Wisler menyatakan bahwa PT PP tidak lolos prakualifikasi.

"Tidak bisa dibantu, sampai panitia bilang 'kalau saya dipaksa memenangkan PT PP, malam ini juga lepas jabatan," ucap Paul.

Baca juga:
Saksi Akui Dilobi Menantu Sudi untuk Menangkan PT PP dalam Proyek Hambalang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com