Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat : Sukses PDIP Tahun Ini Bukan Karena Jokowi

Kompas.com - 13/04/2014, 17:54 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan bahwa kemenangan PDI-Perjuangan berdasarkan hasil hitung cepat perolehan suara pemilihan legislatif 2014 ini bukan karena bakal calon presiden PDIP Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki elektabilitas tinggi.

Menurut Andi, PDI-P memperoleh suara terbanyak dalam pileg tahun ini karena tidak ada lagi partai pecahan PDIP yang ikut pileg.

"Saya cermati perolehan masing-masing parpol dibandingkan 2009 memang berbeda jauh. PDIP wajar demikian karena tidak ada lagi partai pecahan PDIP sehingga basis massa marheinis ini bersatu. Saya ingin katakan tidak juga Jokowi effect (efek Jokowi)," kata Andi di Jakarta, Minggu (13/4/2014).

Fenomena kembalinya basis massa ini, menurut Andi, juga dialami partai lain. Dia menyebut Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa. Menurut Andi, perolehan suara PAN meningkat dibandingkan saat pemilu sebelumnya karena partai pecahan PAN, yaitu Partai Matahari Bangsa tidak lagi ikut dalam pileg. "Sehingga sekarang kembali mendukung PAN," sambungnya.

Demikian juga dengan keuntungan yang diperoleh PKB karena kembalinya basis massa Nahdlatul Ulama setelah partai pecahan PKB tidak lagi ikut pileg. "Saya melihat PKNU, ada beberapa lagi basis NU, wajar saja semua kembali," ujar Nurpati.

Atas kemenangan PDIP menurut hasil hitung cepat tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat telah mengucapkan selamat. Ucapan selamat juga disampaikan SBY untuk Partai Golkar dan Partai Gerindra yang memperoleh suara terbesar kedua serta ketiga menurut hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Mengenai turunnya perolehan suara Demokrat tahun ini, Andi mengatakan yang terpenting Pemerintahan SBY telah mengantarkan proses demokrasi berjalan dengan baik. "Yang terpenting telah mengantarakan proses demokrasi dengan baik. Jika ada pergeseran animo masyarakat, menurut kami wajar, biasa saja," ucap Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com